Dalam hal ini seorang pembina asrama berperan penting dalam memberikan semangat dan dukungan kepada anak. Ia harus mampu menjadi pendengar sekaligus penasihat yang baik bagi anak – anaknya.
Selain memiliki bekal pedagogik dan pengetahuan yang berkaitan dengan psikologi perkembangan anak, seorang Pembina asrama juga haruslah mampu memposisikan dirinya sebagai teladan arau role model bagi anak – anak yang dibinanya. Kepribadian seorang Pembina asrama akan sangat mempengaruhi pembentukan karakter anak. Saat Pembina asrama mendidik anak – anaknya dengan penuh kasih sayang, rasa menghargai serta mampu memberikan rasa aman, maka anak pun akan tumbuh menjadi pribadi yang senantiasa menyayangi dan menghormati orang – orang yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, ketika seorang Pembina asrama selalu mengedepankan hukuman bagi anak – anak yang dianggap bermasalah, tidak mustahil anak pun akan melakukan hal serupa kepada orang lain.
Besarnya tanggungjawab yang diemban oleh para pembina asrama nyatanya belum didukung oleh sistem pendidikan yang ada. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ada di Indonesia belum mampu mengakomodir kebutuhan sekolah – sekolah asrama akan hadirnya para pembina asrama yang memiliki kualifikasi sesuai kebutuhan. Padahal, jumlah sekolah asrama di Indonesia semakin hari kian bertambah banyak. Hal tersebut terjadi seiring kian tingginya kepercayaan masyarakat kepada sekolah – sekolah asrama.
Baca Juga:Angka Kecelakaan Tinggi, Polres Subang Larang Siswa Bawa Kendaraan ke SekolahMusnahkan Narkotika, Handphone dan Uang Palsu
Sekolah tersebut dinilai sebagai tempat yang ideal untuk membentuk karakter anak. Hal ini patut dimaklumi mengingat banyaknya potensi gangguan yang mengancam masa depan anak saat orangtua tidak mampu membimbing anak – anaknya ketika mereka berada di rumah.
Menyikapi kondisi semacam ini, melaksanakan program peningkatan kompetensi secara berkala bagi para pembina asrama menjadi sebuah keniscayaan. Para pengelola sekolah asrama hendaknya terus meningkatkan kompetensi profesional serta spiritual para pembina asramanya. Berbagai kegiatan pelatihan, seminar, sampai dengan pembinaan keagamaan sebaiknya dilaksanakan secara rutin. Berbagai upaya tersebut tentunya akan mampu meningkatkan kinerja para pembina asrama sekaligus akan mampu menjauhkan mereka dari berbagai macam potensi penyimpangan.
Adapun LPTK hendaknya peka terhadap perkembangan di dunia pendidikan. Bermunculannya sekolah – sekolah asrama pada berbagai jenjang seyogyanya dipandang sebagai tantangan sekaligus peluang untuk melahirkan generasi unggul dan berkarakter. Dalam hal ini membuka jurusan atau program studi pembina / wali asrama dapat menjadi salah satu ikhtiar dalam upaya mencetak para pembina asrama yang berkualitas dan berdedikasi tinggi.