Selain itu islam juga mengatur soal politik dan etikanya. Islam melarang umatnya menerima suap dalam bentuk apapun baik uang, jabatan, fasilitas lain, yang dalam bahasa politik disebut money politics dan sebagai konsekuensinya bagi pelakunya diberikan sangsi yang sangat berat. Dari Abu Hurairah r.a , beliau berkata Rasulullah bersabda : “Kutukan Allah menimpa atas orang yang menyuap dan orang menerima suap“. Ancaman ini berlaku bagi baik bagi yang memberi suap, yang menerima suap, maupun kurir suap dan semua yang berperan dalam transaksi tersebut.
Betapa pentingnya pertimbangan dalam perilaku memilih maka hendaklah kita manfaatkan nikmat Allah yang berupa seluruh anggota badan kita untuk mencermati apa yang dipilih dengan pertimbangan religius yang lebih utama agar mendapat barokah dunia maupun akherat secara bersama sama. Memanfaatkan anggota badan untuk memilih termasuk perilaku bersyukur dan in syaa Allah akan mendapatkan nikmat yang lebih seperti yang dijanjikan Allah dalam firmanNya yang tersurat dalam Al Qur’an, surah Ibrahim ayat 7 : “ ………Jika kamu bersyukur, niscaya Allah akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, pasti azab-Ku sangat berat. “
Jadi jika perilaku memilih berorientasi pada unsur uang dan bukan akhlak serta kemampuan pemimpin yang dipilih, maka hasilnya tentu akan mengecewakan dan bila itu berlaku dalam cakupan yang luas misalnya tingkat regional atau Nasional maka dampak kepemimpinan akan dirasakan oleh banyak orang dan kata Rosul :” Jika memilih pemimpin bukan ahlinya maka tinggal menunggu saat kehancuran “. Oleh karenanya bila kita dihadapkan pada memilih sesuatu maka renungkan dan camkan agar mendapatkan pilihan yang tepat. Kontribusi kita akan menentukan nasib bangsa di masa depan, apakah menjadi bangsa yang disegani atau sebaliknya. Sebagai penutup, penulis mengingatkan diri penulis secara pribadi dan pembaca sekalian bahwa sekecil apapun dampak dari pilihan kita, yang terpenting adalah arah keberpihakan kita karena keberpihakan tersebut akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. (*)