LEMBANG-Harga minyak goreng (Migor) di Pasar Panorama Lembang kian Meroket, namun begitu warga tetap membelinya karena merupakan bahan pokok.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Bandung Barat, Iyan Rahadiyan angkat suara. IKAPPI mendorong pemerintah untuk segera melakukan operasi pasar. Sebab harga minyak yang tinggi sangat menggagu pelaku usaha kecil.
Menurutnya, harga minyak di pasar sudah diambang tidak wajar, saat ini harga minyak dipasar kisaran Rp18.000 per liter, sementara di warung tradisional kisaran Rp19.000-20.000 per liter. “Meskipun ada penurunan pembeli tetapi tidak begitu signifikan di karenakan minyak sayur merupakan salah satu kebutuhan masyarakat,” kata Iyan, kemarin.
Baca Juga:Masuk Musim Hujan, BPBD Karawang Siagakan Perahu Karet dan LogistikPPLi Siapkan “Kuburan” Limbah B3 Seluas 64 Hektare di Desa Karanganyar
Dia berharap agar ada langkah pasti dari pemerintah untuk menstabilkan harga minyak dipasaran. “Kami mendorong ke pemerintah agar harga minyak sayur di pasaran kembali normal, kasian masyarakat kecil apalagi para pedagang yang tiap harinya menggunakan minyak sayur,” ucapnya.
Dengan adanya kenaikan minyak, berdampak terhadap harga makanan lain yang menggunakan minyak dalam pengolahan. “Dampak dari kenaikan minyak ini banyak makanan yang naik signifikan, sehingga harga di pasar menjadi naik juga,” ujarnya.
Sementara itu, Enung pedagang gorengan di Lembang terpaksa menaikan harga jualnya karena minyak goreng tersebut yang meningkat drastis. “Ya terpaksa kami naikan, karena minyak naik,” ucapnya
Enung juga mengakui, jualannya berkurang sebab harganya naik dari sebelumnya. “Ya, Akhirnya sepi pembeli karena saya jual gorengan lebih mahal dari sebelumnya,” katanya.(eko/sep)
DOK PASUNDAN EKSPRES
MIGOR: Pemerintah didesak segera untuk melakukan operasi pasar atasi kenaikan harga minyak goreng.