SUBANG – Komite Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat, Menggandeng Fakultas Agrorektan Universitas Subang (Unsub) sosialisasikan Urban Farming ke 1000 masjid di Subang, pada Jumat (12/11).
Urban farming atau pertanian perkotaan dapat menjadi salah satu cara efektif untuk memulihkan perekonomian sekaligus memenuhi kebutuhan pangan dalam skala rumah tangga saat pandemi COVID-19.
Sebagai upaya menggencarkan urban farming, Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jabar siap memfasilitasi gerakan Urban Farming 1.000 Masjid. Masyarakat dan komunitas pun didorong untuk terlibat dalam gerakan tersebut.
Baca Juga:KDRT Psikis!! Marahi Suami Saat Pulang dalam Keadaan Mabuk, Istri Dituntut Satu Tahun PenjaraUtamakan Beli Rumah Ready Stock
Anggota Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan KPED Jabar Rochadi Tawaf mengatakan, urban farming dapat mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan lahan-lahan terbatas di perkotaan.
“Masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangannya dalam skala rumah tangga atau komunitas,” kata Rochadi dalam webinar bertema “Pertanian Perkotaan: Urban Farming 1.000 Masjid”.
Masjid pertama, dilangsungkan sosialisasi di Masjid Miftahul Huda Komplek Perumahan RSS Sidodadi, Pasirkareumbi-Subang.
“Bila dikelola dengan baik, urban farming ini akan bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga atau komunitasnya. Bahkan di beberapa daerah bisa memenuhi kebutuhan restoran dan pasar tradisional,” ucapnya.
“Masjid tidak hanya sebagai pusat kegiatan ibadah, tapi juga sebagai kegiatan ekonomi masyarakat. Memang perlu dipersiapkan sarana dan prasarananya dari hulu hingga hilir, tapi kami siap untuk bahu-membahu dengan mayarakat dalam kegiatan ini,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Agrorektan, Kamal Maruf menyebut jika menyambut baik gerakan tersebut. Menurutnya, skala gerakan tersebut akan membesar seiring dengan keterlibatan banyak pihak. Ia pun berharap urban farming dapat menjadi kultur baru dalam ketahanan pangan masyarakat.
Dia juga menilai urban farming memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kemandirian pangan. Selain itu, urban farming dapat menjadi alternatif dalam menjaga ketahanan pangan pada masa depan
Baca Juga:Akhirnya, BBWS Segera Mulai Penanganan Tanggul CipunagaraHanura Bertekad Raih kembali Kejayaan Politik
“Pemerintah telah memiliki program untuk mengatasi krisis pangan dengan food estate, tapi tidak cukup hanya itu. Masyarakat banyak harus dilibatkan secara aktif. Masyarakat kita sudah memiliki tradisi berkebun, tinggal kita dorong sehingga bisa menjadi skala yang lebih besar lagi, Fakultas Agrorektan siap memberikan kontribusi optimal untuk membantu mensukseskan program tersebut,” tukasnya. (idr)