Koevolusi Pecel Lele
Saya termasuk yang tak terlalu sering menggunakan layanan aplikasi pintar untuk berbagai macam layanan. Di berbagai aplikasi yang bisa diunduh itu, sudah tersedia berbagai macam layanan transportasi, jasa antar barang, mencari berbagai macam makanan, pembayaran dan pemesanan apapun. Bahkan layanan pinjaman on line yang beromset milyaran dan menelan banyak korban pun tersedia. Semua urusan bisa dilakukan dari telephon pintar. Ya, sisi positif dari kemajuan teknologi adalah kemudahan, praktis, cepat, murah dan kadang menawarkan potongan harga. Tak seperti pra disrupsi teknologi yang serba manual dan konvensional. Tak praktis, tak cepat, dan kadang berbiaya mahal.
Malam itu saya coba iseng-iseng mencari layanan pemesanan makanan dari salah satu aplikasi. Kebetulan saya sedang menjalankan tugas, dan tak ada jatah makan malam dari panitia. Sebenarnya bisa pesan ke hotel dengan berbagai menu yang tersedia di brosur hotel yang tersedia di kamar. Dan tentu dibayar pemesan. Harga hotel tentu jauh dibandingkan dengan harga “kaki lima”. Saya termasuk yang kelas kaki lima jika memilih makanan dan tentu karena pertimbangan harga juga. Walau kaki lima, soal rasa kadang tak kalah dengan hidangan di hotel-hotel berbintang.
Saya sentuh pemesanan makanan di salah satu aplikasi layanan pesanan makanan yang ada di hand phone. Dan keluarlah berbagai macam tawaran menu makanan dari berbagai penyedia kuliner berbasis lokal maupun adopsi kuliner “keturunan” Asia, Eropa atau Amerika. Saya pilih Pecel Lele. Selain pas menurut ukuran lidah saya, juga harganya yang terjangkau kantong pekerja kelas bawah seperti saya. Tentu saya memilih kuliner berbasis lokal. Cinta produk Indonesia. Seperti tag linenya Alim Markus, yang punya Maspion.
Baca Juga:Kepala BPIP Tekankan Santri Harus Bisa Jadi Pahlawan di Berbagai BidangMendarat di Bandara Ewer, Mensos Mulai Rangkaian Kegiatan dan Aktivasi Sejumlah Program Pemberdayaan Masyarakat di Papua
Yang membuat saya bangga adalah, penyedia kuliner-kuliner lokal ini adalah model skala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Mereka bisa memanfaatkan aplikasi pintar teknologi untuk mendorong model marketing berbasis digital/on line. Ada kolaborasi yang saling menguntungkan. Vendor aplikasi tentu mendapatkan banyak benefit dari layanan aplikasi marketing on line yang digunakan para penggunanya. Bagi penyedia kuliner, jasa antar, konsumen dan berbagai macam usaha lainnya tentu bisa mendapatkan keuntungan marketing produk atau jasa yang ditawarkannya. Bagi konsumen mendapatkan banyak pilihan kebutuhan dan daftar harga yang pasti. Tak usah tawar-tawar seperti di pasar tradisional. Semua mendapatkan keuntungan bersama sesuai kebutuhan.