Karawang-Berawal dari rekrutmen CASN P3K tahun 2021 yang kembali dibuka secara umum, BKKBN RI dianggap gagal dalam memenuhi kebutuhan quota Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).
Rekrutmen CASN P3K tahun ini lagi-lagi tidak memprioritaskan anggota Federasi PLKB Indonesia yang sudah belasan tahun mengabdi. Sehingga banyak PLKB non ASN yang justru tidak lolos seleksi semenjak persyaratan administrasi pada saat mendaftar.
Sekretaris Umum Federasi PLKB Indonesia, Tino Sanjaya mengatakan, total formasi rekrutmen CASN P3K se-indonesia tahun 2021 sebanyak 4.046 kuota. Khususnya di Jawa Barat yang memiliki jumlah desa paling banyak yaitu 5.958 desa/kelurahan, tetapi hanya mendapatkan kuota CASN P3K sebanyak 292 (tenaga terampil 117 dan tenaga ahli 175).
Baca Juga:Berhasil Hafalkan 1Juz, 12 Siswa-Siswi SD Panatagama Islamic School Diwisuda TahfidzMensos Pastikan Produksi Enam Kapal Cepat untuk Masyarakat Papua
Menurutnya, kondisi ini tentu tidak berbanding lurus dengan beban PLKB di lapangan. Dengan rasio perhitungan, jika saja 292 CASN P3K lolos seleksi secara keseluruhan, maka 1 orang harus memegang 3 desa/kelurahan. Sehingga membutuhkan sekitar 2.500 orang lagi untuk dapat bekerja maksimal di lapangan.
“Seharusnya BKKBN RI mengakomodir kami PLKB non-ASN yang sudah bekerja belasan tahun. Tetapi kenapa lagi-lagi rekrutnen CASN P3K tahun ini dibuka secara umum dan dengan persyaratan umum,” tutur Tino Sanjaya, saat menggelar konferensi pers di Cafe Lapak Ngopi Kabupaten Karawang, Jumat (12/11/2021).
“Di sini kami anggap BKKBN RI gagal.Seharusnya BKKBN mengakomodir kami yang sudah bekerja belasan tahun. Tetapi kenapa rekrutmen dibuka secara umum. Sehingga banyak PLKB non-ASN yang tidak lolos seleksi. Lagi-lagi kami merasa didiskriminasi,” timpalnya.
Wakil Ketua Umum Federasi PLKB Indonesia, Luthfi Sella menambahkan, besok tanggal 13-14 November 2021 merupakan hari pengumuman seleksi CASN P3K. Ia berharap setiap anggota PLKB non-ASN lolos seleksi CASN P3K.
Karena dengan tagline ‘Bangga Kencana’, pengabdian PLKB non-ASN selama ini sudah tidak diragukan lagi saat menjadi ujung tombak di lapangan.
“Jangan sampai harapan Presiden Jokowi yang ingin menurunkan 14% angka stunting di Indonesia malah tidak tercapai, karena tidak maksimalnya rekrutmen P3K tahun ini,” katanya.
Ketua Federasi PLKB Jawa Barat, Dimas Putra Permadi menegaskan, tahun ini rekrutmen CASN P3K kembali tidak memprioritaskan PLKB non-ASN. Padahal langkah mediasi dan audiensi dengan BKKBN provinsi dan pusat sudah dilakukan sebelumnya.