KARAWANG-Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) warga Kabupaten Karawang yang diduga berangkat secara ilegal ke Abu Dhabi, meminta tolong ke SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia). Lantaran, dijual oleh majikan untuk melayani pria hidung belang di Abu Dhabi.
Kasus yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Karawang itu terungkap saat Ketua SBMI cabang Indramayu, Juwarih merilis ada lima TKI yang menjadi korban dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial di Abu Dhabi.
TKW asal Karawang itu berangkat ke Abu Dhabi tahun 2021 secara ilegal. Sebab sejak tahun 2015, moratorium dalam Permenaker nomor 260 melarang penempatan TKI ke negara-negara kawasan Timur Tengah.
Baca Juga:Bi Nina Aktif Tarik Program Provinsi agar Terselenggara di SubangPurwakarta Menuju Satu Data Indonesia
“Kelimanya itu bukan satu kelompok dan satu kontrak. Mereka terpisah. Yang warga Karawang itu mengontak saya, minta tolong dan konsultasi, ia ingin bebas. Pengakuannya, dia diperjualbelikan oleh mucikari orang India,” kata Juwarih.
Juwarih mengatakan, pihaknya kesulitan sebab apa yang menimpa TKW itu di luar kewenangan SBMI.
“Dia ingin bebas tapi tidak mau pulang. Hanya ingin bebas dan bekerja lagi di tempat lain, mungkin mencari majikan baru. Dia tidak mau dipulangkan karena dia mengaku belum punya uang cukup untuk pulang,” sambungnya.
SBMI sendiri belum berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan pihak yang berwenang, sebab tuntutan dari Bunga hanya ingin dibebaskan dari cengkraman mucikari yang menjualnya ke pria hidung belang.
Berita berlanjut di halaman berikutnya…
Ingin Dibebaskan dari Mucikari
“Kalau tuntutannya ingin dipulangkan (ke Indonesia), baru kami bantu advokasi. Keluarganya juga belum tahu, mungkin karena malu jadi belum cerita ke keluarga. Jadi kami masih mengorek informasi dari yang bersangkutan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua SBMI Karawang Didin Chaerudin menuturkan, pihaknya belum mengambil langkah untuk menganani kasus yang menimpa para TKI itu. “Identitasnya masih kami samarkan. Jadi tidak dipublikasikan, kasihan,” kata Didin.
SBMI Karawang masih berkomunikasi dengan SBMI Indramayu untuk menentukan langkah-langkah berikutnya. “Mereka kan tidak ingin pulang ke Indonesia, mereka mau mencari jalan kesuksesan di Abu Dhabi. Nanti kami kabarkan perkembangan kasusnya,” katanya menutup pembicaraan.