Padahal Epikuoros (342 SM) mengabarkan bukan uang, harta atau kekuasaan yang menjadi sumber kebahagiaan. Kaum Epikuren -pengikut Epikuros, juga para nabi, sufi dan para bijak bestari mendawuhkan: yang membahagian dari kerja bukan dapat honor berapa, tapi eksis sebagai manusia. Melakukan sesuatu, memproduksi dan mengubah sesuatu itulah kebahagian dalam kerja. Kebahagiaan adalah ketentraman jiwa yang tenang, kebebasan dari perasaan risau dan keadaan seimbang rohani. Mewujudkan keadilan sosial, ketentraman, kesejahteraan, keamanan dan kebebasan yang bertanggungjawab adalah tujuan bahagia. Itulah tujuan kebahagiaan yang disebut kaum Epikuren dengan “ATARAXIA”. Mewujudkan Ataraxia adalah salah satu tujuan dari Pancasila. (*)
OLEH: Kang Marbawi