KARAWANG-Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Karawang, Sujana Ruswana mengakui limbah ekonomis industri menjadi pemicu bentrok organisasi masyarakat (ormas) Karawang.
“Ternyata memang itu itu saja yang terjadi, makanya kita memetakan rencana aksi di Karawang itu ada empat, pertama terkait dengan permasalahan tempat ibadah, itu selalu terjadi,” kata Sujana kepada wartawan, Rabu (1/12).
Kemudian terkait dengan sengketa lahan. Menurutnya, Karawang itu kota industri, perlu lahan yang luas, itu pasti menimbulkan permasalahan. Sekarang saja terkait adanya kereta cepat di situ kan ada permasalahan kan terkait sengketa tanah. Itu bukti dan fakta ya, Karawang itu selalu terjadi. Kemudian yang kedua, terkait rebutan limbah ekonomi yang selalu terjadi,” katanya.
Baca Juga:Waspada! Penularan Omicron Lebih CepatHanya Rp100.000 per Bulan, DPRD Kabupaten Karawang Upayakan Honor Daerah Meningkat
Selain itu, Sujana juga mengakui limbah ekonomi industri banyak membuat orang-orang menjadi kaya. “Nilainya itu bisa miliaran bahkan lebih setiap bulannya,” katanya.
Ia juga tak segan menyebut, jika ketua-ketua anggota ormas di Karawang itu menjadi miliarder. “Ketua-ketua itu memang kaya,” katanya.
Sujana menyebutkan sumber keuangan dari ormas salah satunya adalah badan usaha yang dibentuk ormas, selain dari iuran anggota dan bantuan dari proposal ke Kesbangpol.
Dikatakan Sujana, sejak tahun 1980an. Ormas di Karawang mencapai 600. Namun setelah munculnya undang-undang organisasi kemasyarakatan yang terdaftar hanya sekitar 270an.
“Kalau dahulu tinggal ke Kesbangpol untuk pendaftarannya, namun sekarang harus Kemenkumham. Kita tidak bisa membubarkan, tetapi kita bisa melakukan pembinaan,” katanya.(aef/vry)