Oleh:
1.Ninuk Dyah Ekowati, M.Pd. ( Guru SMAK St. Hendrikus Surabaya )
2.Drs.H.Priyono,MSi ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Kolumnis Radar Solo pada kolom Taklim )
Berita di sebuah harian Antara, Senin, 13 April 2020 yang lalu,dikabarkan bahwa hampir terdapat 70% pengaduan yang berkaitan dengan beratnya proses pembelajaran dalam Jarak Jauh. Mereka ini mengalami kesulitan baik siswa play group sampai tingkat SMA. Kesulitan ini juga dirasakan oleh para orang tua, bahkan beberapa kasus terjadi kekerasan dalam rumah tangga karena orang tua tidak mampu mengganti profesi seorang guru di rumah. Sebuah tayangan di youtube menampilkan siswa yang mengadu tentang kelemahan Pembelajaran Jarak Jauh. Pembelajaran Jarak Jauh dinilai tidak dapat membangun karakter siswa dibandingkan pembelajaran dengan tatap muka.
Disisi lain, guru sebagai pelaku pendidikan mengalami kondisi shock dengan pergantian metode belajar yang mendadak dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, salah satunya disebabkan oleh pemanfaatan teknologi belajar sebagai media belum terakomodasi dan menyatu dalam proses pembelajaran. Pelatihan tentang pembelajaran jarak jauh dilakukan secara gencar melalui webinar, youtube, namun kondisi ini belum menjawab keseluruhan masalah pembelajaran jarak jauh. Kemendikbud juga sudah berusaha untuk mengakomodasi berbagai keluhan dari orang tua siswa dan guru yang berkaitan dengan akses internet dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh. Walaupun solusi ini tidak dapat menghentikan berbagai masalah yang berkaitan dengan Pembelajaran Jarak Jauh.
Baca Juga:Mewujudkan Amal Terbaik di Sisi Allah SWTResep Steak Bumbu Maranggi, Lezat Bak Sate Maranggi Purwakarta!
Perkembangan dunia yang telah mencapai teknologi industri 5.0 mengandalkan kecanggihan teknologi. Melalui teknologi, seluruh aspek kehidupan yaitu kesehatan, finansial, mobilitas, infrastruktur diubah. Perubahan tersebut adalah perubahan menuju sebuah kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan terjadi jika manusian yang membangun menguasai teknologi industri 5.0 yang bertumpu pada teknologi digital. Berdasarkan fakta tersebut, maka pendidik sebagai ujung tombak pembentuk kualitas manusia perlu merenungkan dan menggunakan masa pandemi ini sebagai sebuah peluang untuk bangkit dan membangun strategi menuju pada teknologi industri 5.0 dan bukan meratapi keadaan.
Pada bulan Maret, waktu pembelajaran jarak jauh dimulai merupakan sebuah kondisi bagi guru dan siswa yang sangat sulit. Semua siswa melakukan penolakan dan belum dapat mengikuti kondisi perubahan ini. Guru dan siswa masih berusaha untuk mencari bentuk, metode, strategi yang dapat mengakomodasi berbagai kecerdasan siswa. Guru dan siswa dipaksa melakukan perubahan yang mendadak. Hal ini tentu membawa dampak bagi semuanya, tidak terlepas kondisi orang tua yang mengalami kecemasan yang bervariasi.