Budidaya Jamur Tiram Berjuang di Tengah Pandemi, Harga Jual Tidak Stabil Pengaruhi Pendapatan Petani

Budidaya Jamur Tiram Berjuang di Tengah Pandemi, Harga Jual Tidak Stabil Pengaruhi Pendapatan Petani
0 Komentar

Adapun kendala lainya yakni diproduksi baglog jamur yang masih terbatas. Pasalnya, produksi masih dilakukan secara manual dengan melibatkan beberapa orang pekerja.

“Kemampuan produksi baglog kita hanya kurang lebih 500 baglog per minggu. Itu pun untuk memenuhi kebutuhan anggota saja tidak cukup, walaupun ada beberapa anggota yang sudah bisa membuat baglog sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut Hernawan menjelaskan kendala lainya yakni pada permodalan anggota yang masih mengandalkan sirkulasi hasil penjualan panen jamur. Sehingga ke stabilan harga sangat menentukan pendapatan petani, terutama untuk melanjutkan produksi baglog.

Baca Juga:Membangkitkan Semangat Petani dengan TeknologiDinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Subang Usulkan Rp2 Miliar Bikin Sodetan

“Saat ini untuk bisa kembali modal saja sangat susah, ya tadi itu harga jual rendah dan belum stabil. Apalagi jika menghadapi hari-hari besar seperti lebaran, natal dan tahun baru, harga pasti merosot karena minim permintaan dari pasar,” jelasnya.

Dia berharap harga jual jamur bisa stabil seperti sebelum pandemi Covid-19. Pasalnya, hingga saat ini kelompok yang dipiminya bergerak secara mandiri.

“Sampai saat ini kelompok bergerak mandiri, belum ada bantuan apapun dari pemerintah,” pungkasnya.(sep)

Laman:

1 2
0 Komentar