RAGAM – Menurut dari Data Trade Map mencatat, Indonesia termasuk negara peringkat empat eksportir produk pasta dunia pada tahun 2020, setelah China.
Mi Instan mendominasi ekspor produk pasta RI dengan porsi 88,49 persen, sisanya ialah pasta jenis lainnya 11,12 persen, sohun 0,27 persen, dan bihun 0,11 persen.
Lalu, untuk konsumsi, Indonesia merupakan negara kedua terbesar dunia, setelah China. World Instant Noodle Association menyatakan konsumsi mi instan global capai 116,56 miliar porsi, Indonesia mengkonsumsi 12,6 miliar porsi atau setara 10,84 persen konsumsi dunia pada 2020.
Baca Juga:Sungguh Tega! Oknum Guru Perkosa 12 Santri Jadikan Bayi yang Lahir Untuk Alat DonasiYayang Ari Wijaya Serap Aspirasi Masyarakat
“Jadi dapat dikatakan bahwa mi instan dan produk pasta lainnya asal Indonesia memiliki cita rasa tersendiri di kalangan penikmat mi maupun pasta di dunia,” terang Kepala Divisi IEB Institute LPEI Rini Satriani dalam keterangannya, Jumat (10/12/2021).
Lebih lanjut lagi, nilai ekspor mi instan RI, ujar Rini, menembus USD271,34 juta pada tahun 2020. Angka tersebut meningkat 22,96 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai USD220,7 juta.
“Data terkini menunjukkan nilai ekspor kumulatif Januari-September 2021 tercatat sebesar USD185,04 juta,” paparnya.
Negara tujuan ekspor mi instan Indonesia pada 2020 sebagian besar ditujukan ke:
- Malaysia dengan porsi 31,4 persen.
- Australia sebesar 9,84 persen.
- Singapura sebesar 4,7 persen dari total ekspor,
- Amerika Serikat sebesar 4,51 persen,
- Timor Leste 4,25 persen.
“Ekspor mi instan Indonesia ke lima negara tujuan tersebut dalam lima tahun terakhir (2016-2020) menunjukkan tren positif,” imbuhnya. (Fin/Jni)