SUBANG-Sebanyak 1.060 jiwa warga Desa Mayangan terdampak banjir rob di Desa Mayangan Kecamatan Legonkulon, dalam sepekan terakhir. Hal ini disampaikan Pjs Kepala Desa Mayangan H. Sunar. Rob sendiri, sudah terjadi sejak sepekan terakhir.
H. Sunar menambahkan, dari total tersebut 349 Kepala Keluarga (KK), sebanyak 149 diantaranya merupakan kelompok nelayan serta petani tambak bandeng, yang ada di Desa Mayangan. “Ya memang semuanya terdampak rob itu. Seluruhnya terendam. Sudah hampir 1 Minggu ini pasang surut,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Legonkulon Iptu Asep Musa mengatakan, sesuai petunjuk Kapolres Subang AKBP Sumarni untuk selalu melakukan monitoring situasi dan kondisi rob yang terjadi di Kecamatan Legonkulon. “Ada dua Desa yang terendam yakni Desa Mayangan dan Legonwetan,” jelasnya.
Baca Juga:Mudah! Ini Cara Mengecek Gula Darah Dengan Alat Di RumahMansinam
Kapolsek juga terus mengupayakan agar warga dapat mengungsi terlebih dahulu. Namun karena, rob tersebut sudah biasa terjadi, warga enggan mengungsi karena menjaga perabotan rumah dan berjaga di rumah. “Hanya saja memang banyak perabotan warga yang terdampak,” imbuhnya.
Meskipun demikian ia menambahkan, tidak ada korban jiwa dalan rob tersebut. Namun kerugian material atas rob tersebut juga hingga saat ini masih terus dihitung.
Sementara itu, Ratusan hektare tambak udang dan bandeng di Dusun Galian dan Dusun Tanjungjaya Desa Patimban terdampak akibat rob beberapa waktu terakhir.
Kepala Dusun Galian Kosim mengatakan, setelah sebelumnya dilanda limpasan Sungai Cipunagara, kini tambak kembali terdampak oleh rob. Akibatnya tambak hingga saat ini masih terus direndam oleh air. “Di Tanjungjaya memang cukup lumayan dampaknya, sebab udah berapa kali pasang surut rob banyak yang habis ” imbuhnya.
Kosim menambahkan, usaha tambak tersebut yang terkena dampak beragam mulai dari tambak yang tanam baru 2 Minggu hingga 2 bulan. “Imbasnya ya habis, meskipun beberapa ada yang diselamatkan. Ada yang berusaha di panen dini. Ada yang masih kecil juga coba diselamatkan,” ujarnya.
Dampak dari itu, perekonomian masyarakat juga terhimpit akibat mata pencaharian yakni baik petambak. “Sekarang sudah surut, kemarin dua kali sempat naik lagi,,” imbuhnya.
Ia berharap dengan kondisi seperti ini, ada perhatian dari pemerintah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan. Sebab tambak yang terendam banjir ada ratusan hektare dan menjadi mata pencaharian sehari-hari.