RAGAM-Indeks Persepsi Korupsi (CPI) pada 2020 mencatat, Indonesia masuk peringkat 102 dunia dari negara-negara bersih dari kasus korupsi.
Data tersebut memberikan peringkat terhadap 180 negara atau wilayah khusus berdasarkan tingkat korupsi sektor publik yang dirasakan para ahli dan pebisnis. Demikian dilansir dari Fin.
“Skala penilaian yang digunakan ialah 0 (sangat korup), hingga 100 (sangat bersih),” demikian rilis pers Transparency International dikutip, Kamis (9/12/2021).
Baca Juga:Petugas Razia Tempat Hiburan Malam, Satu orang Diamankan Bawa Senjata TajamLinda Megawati: Hati-hati Gunakan Kosmetik
Indonesia sendiri mendapatkan skor 37, yang mana masih mengindikasikan masih banyak korupsi yang terjadi di negara itu.
Selain Indonesia, Gambia menempati peringkat yang sama, yaitu 102 dengan skor kebersihan ‘korupsi’ di negara itu ialah 37.
Lalu setelah Indonesia, ada Thailand dan Vietnam yang sama-sama mempunyai peringkat 104. Kedua negara mendapatkan skor 36, hanya satu angka di bawah RI.
Selandia Baru dan Denmark menjadi negara yang mendapatkan peringkat tertinggi menurut data ini. Keduanya sama-sama menduduki peringkat satu dengan skor yang sama, yaitu 88.
Kemudian, ada empat negara yang menduduki peringkat ketiga, seperti Finlandia, Swiss, Singapura, dan Swedia. Keempat negara sama-sama memiliki skor 85.
Lebih lanjut lagi, China menempati peringkat ke 78 sebagai negara yang bersih dari korupsi. Skor yang didapatkan negara ini ialah 42.
Laporan CPI pada 2020 ini berfokus pada pengaruh korupsi terhadap respons pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Baca Juga:Karawang Rawan Calo Tenaga Kerja, Ini Solusi yang Ditawarkan DPRD KarawangHibur Anak Anak Di Pengungsian, Mensos Risma Ajak Bernyanyi dan Bagikan Mainan
Data itu membandingkan performa negara dengan investasi yang dilakukan di sektor kesehatan, dan bagaimana norma demokrasi dan institusi di sana melemah kala pandemi.
“Pandemi Covid-19 bukan hanya krisis kesehatan dan ekonomi. Ini juga merupakan krisis korupsi. Dan salah satu yang saat ini gagal kita kelola,” terang Ketua Transparansi Internasional, Delia Ferreira Rubio, dalam media-kit asosiasi itu.
“Tahun lalu, (pandemi) mengetes pemerintahan tak seperti sebelumnya, dan mereka (negara) memiliki level korupsi yang lebih tinggi kurang mampu mengatasi tantangan itu,” imbuhnya. (Jni)