Oleh:
1.Mishad, S. Pd, M. Pd ( Guru dan Ketua Penjaminan Mutu MAN 2 Kota Malang )
- Drs.H.Priyono,MSi ( Dosen Fakultas Geografi UMS dan Kolumnis kolom Taklim radar Solo,Jawa Pos )
Akibat pandemi, sudah hampir dua tahun, kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Meskipun pembelajaran ini masih banyak kelemahan , akan tetapi demi mengurangi penyebaran virus corona maka harus kita tempuh dan banyak hikmah yang bisa kita petik dengan model pembelajaran daring. Dilema antara aspek kesehatan dan pendidikan dapat diselesaikan dengan bantuan teknologi. Sesuai dengan kondisi yang semakin baik meskipun belum bisa dikatakan aman di beberapa daerah, kini, pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di sekolah sudah dilakukan seiring mulai membaiknya penanganan pandemi di Indonesia. Kebijakan PTMT yang mayoritas diberlakukan pada pertengahan semester ganjil ini sekaligus sebagai jawaban atas kekhawatiran terjadinya learning loss (hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu). Kekhawatiran ini akibat tidak adanya interaksi langsung guru dan siswa dalam KBM.
Walaupun tidak semua, sebagian besar orang tua senang anaknya bisa ke sekolah lagi. Pembelajaran dengan pertemuan tatap muka di sekolah tentunya dilaksanakan secara bertahap dan masih terbatas. Sekolah yang menerapkan PTMT ini harus lolos daftar cek kesiapan dari dinas pendidikan/ pendma Kemenag. Untuk mengikuti kegiatan pembelajaran siswa harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti surat keterangan sehat, bahkan tes antigen bagi sekolah yang berasrama (boarding school). Siswa juga diharuskan mendapat ijin dari para orang tua, dengan membuat surat kesediaan dengan tanda tangan orang tua/wali bermaterai.
Baca Juga:Camat Pastikan Kesiapan Logistik Pilkades di Kecamatan PusakajayaManchester City Cukur Leeds United 7-0 Tanpa Balas
Sudah beberapa bulan, PTMT telah berlangsung di sekolah. Ada banyak catatan selama PTMT, mulai sesuatu yang baik hingga kejadian yang tidak diinginkan. Rasa rindu siswa mengikuti pembelajaran dan bertemu dengan guru serta temannya telah terobati. Penjelasan materi pelajaran pun sudah bisa dirasakan langsung melalui KBM dengan gurunya. Sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran di sekolah juga sudah difungsikan kembali setelah sekian lama tidak terpakai.