Kedua, perbaikan alat yang dipakai dalam pembelajaran, terutama alat yang dipakai pembelajaran secara hybrid learning. Alhamdulillah, seluruh kelas di sekolah kami sudah disediakan infrastruktur dan alat untuk penunjang pelaksanaan pembelajaran secara hybrid learning. Kekurangannya adalah peralatannya masih bongkar pasang, terutama kamera, sound, dan pen tablet. Sehingga KBM yang di saat pandemi waktunya sudah dikurangi dari waktu pembelajaran normal semakin terkurangi lagi. Dampaknya, pembelajaran memang terlaksana, tapi kurang efisien. Bahkan karena hal tersebut, guru merubah strategi pembelajarannya dari hybrid learning ke blended learning, bahkan full offline. Untuk mengatasi masalah tersebut , sekolah menyiapkan alat yang di-setting lebih permanen/ siap pakai di kelas untuk pembelajaran secara hybrid learning.
Ketiga, Pembekalan skill guru dalam penguasaan IT dan implementasi strategi hybrid learning. Tidak semua guru yang sudah melek teknologi hybrid learning. Guru perlu dibekali lagi tentang bagaimana cara mengajar yang efektif pada siswa yang offline di sekolah secara serentak/ waktunya bersamaan dengan siswa yang belajar secara online di rumah. Dari hasil survei kami ditemukan, bahwa pada saat mengajar secara hybrid learning guru lebih konsentrasi melayani siswa di sekolah daripada melayani siswa yang online dari rumah. Maka, solusinya adalah guru perlu latihan terus melaksanakan pembelajaran secara hybrid learning dan menyeimbangkan pelayanan kepada siswa yang offline di sekolah serta melayani siswa yang online di rumah.
Ke-empat. Kurang efektifnya pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah/ di kelas. Menjaga protokol kesehatan memerlukan kesabaran dan kesungguhan, termasuk ketika pembelajaran di sekolah. Dari hasil survei kami ditemukan beberapa guru, pegawai, dan siswa terkadang kurang kontinyu/ istiqomah melaksanakan protokol kesehatan. Kita sering lupa cuci tangan pakai sabun/ menggunakan hand sanitizer. Memakai masker pun masih melorot dan sering kita melepasnya tidak pada waktunya. Secara sadar/ tidak sadar dalam kegiatan di sekolah, termasuk ketika pembelajaran kita juga sering berkerumun. Untuk mengatasi ini solusinya adalah perlu selalu mengingatkan antar kita untu selalu menjaga dan melaksanakan protokol kesehatan kepada sesama guru, karyawan, dan murid kita. Satgas Covid-19 sekolah adalah pionir dalam menjaga dan melaksanakan protokol kesehatan di sekolah.