PURWAKARTA-Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) RI, Erisman menyebutkan pihaknya menargetkan angka stunting dapat ditekan hingga 14 persen pada 2024 mendatang.
Dijelaskannya, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga, mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Kasus stunting, sambungnya, ada kaitannya dengan perencanaan keluarga. Di antaranya berkaitan dengan usia nikah dan jarak kehamilan. Untuk itu, lanjutnya, pemerintah mengusung program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). “Sejalan dengan itu pula BKKBN mendapat amanah dari Presiden RI Joko Widodo untuk percepatan penanganan stunting melalui Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Sistem Kesehatan Nasional,” kata Erisman saat menghadiri kegiatan Penguatan Peran Serta Mitrakerja dan Stakeholder dalam Implementasi Kegiatan Prioritas Pembangunan Keluarga melalui Sosialisasi Pencegahan Stunting, Selasa (14/12).
Baca Juga:Spesifikasi TV LG “StandBy ME” 27 Inchi, Dapat Diputar!Pelaku Pembunuhan Gadis Cantik Tanpa Busana di Kamar Hotel Ditangkap Polisi
Kegiatan yang digelar di Kp. Empang, Jl. Pramuka, Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, tersebut merupakan bentuk kemitraan antara BKKBN dengan Komisi IX DPR RI dalam mencegah dan menekan angka stunting di seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan ini juga diikuti Anggota Komisi IX DPR-RI Putih Sari secara daring. Turut hadir pula Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN Jabar Elma Triyulianti, serta Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Purwakarta Edi Suardi.
Dalam kesempatan tersebut Putih Sari mengapresiasi BKKBN yang gencar memberikan informasi maupun sosialisasi terkait kualitas kesejahteraan keluarga, termasuk di antaranya pencegahan stunting. Masyarakat pun bisa memahami apa itu stunting sehingga bisa secara bersama-sama turut serta mencegahnya. “Ini menjadi penting mengingat kondisi Indonesia saat ini masih berada di urutan keempat dunia dan urutan kedua di Asia Tenggara untuk kasus stunting,” kata Putih Sari.
Sementara itu, Elma Triyulianti mengapresiasi Putih Sari yang selalu aktif mendukung sosialisasi pencegahan stunting. Bahkan sejak 2010 kemitraan antara BKKBN dengan Komisi IX DPR-RI telah terbangun. “Keterlibatan pusat dan DPR-RI ini sebagai bentuk dukungan menyukseskan Bangga Kencana, sehingga ketahanan keluarga bisa terwujud, termasuk menekan kasus stunting,” ujarnya.