SUBANG-Pabrik di Kabupaten Subang mulai bangkit kembali. Hal tersebut, terlihat dengan dibukanya penerimaan lowongan kerja, hingga buyer yang memilih barang yang diproduksi pabrik Kabupaten Subang. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Subang, meminta kepada dinas terkait jangan mempersulit perizinan untuk para investor.
Ketua Apindo Subang Asep Rochman Dimyati mengatakan, kondisi saat ini bisa dibilang sudah mulai baik. Terlihat pabrik yang ada di Kabupaten Subang mulai berangsur ada aktivitas produksi. Padahal sebelumnya, sempat terjadi buyer yang tidak bisa membeli produk, karena adanya pembatasan PPKM. “Iya itu kan untuk diekspor keluar negeri, alhasil pastinya dalam pandemi menjadi susah,” katanya.
Dijelaskan Asep, pabrik di Subang yang mulai bangkit kembali dan sehatnya produktivitasnya. Terlebih cashflow yang sudah mulai membaik. Apindo melakukan kunjungan ke berbagai perusahaan, agar tidak ada PHK besar-besaran atau dirumahkan sementara.
Baca Juga:Hasil, Klasemen, dan Top Skor Liga Inggris Hari Ini: Liverpool Menang, Chelsea Mulai TertinggalUMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2021, Catatkan Transaksi Business Matching USD 72,13 Juta
“Jika perusahaan sehat, mestinya tidak ada pengurangan atau pemecatan karyawan kan. Kita terus melakukan kunjungan melihat perusahaan di Kabupaten Subang,” jelasnya.
Apindo terus melakukan edukasi kepada perusahaan-perusahaan agar terus dan tetap bisa berkontribusi untuk masyarakat dan Kabupaten Subang. Pada tahun 2022 mendatang, ada beberapa investor yang akan mendirikan perusahaan di Kabupaten Subang. Hal tersebut tentunya akan menjadi angin segar bagi masyarakat kabupaten Subang, yang belum terserap kerja. “Kabarnya, di tahun 2022 akan ada Lima perusahaan yang akan berdiri di Kabupaten Subang,” ungkapnya.
Asep meminta kepada dinas tekait di Kabupaten Subang agar jangan mempersulit perizinan kepada investor. Apalagi membuat jera para investor yang mau masuk ke Kabupaten Subang. “Masukan saya, jangan membuat jera investor masuk ke Subang, karena diduga masih ada dalam perizinan antara kontribusi PAD dengan uang masuk ke saku,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perizinan DPMPSTP Subang, Yusep Saefuloh mengatakan, target tahun 2021 ini DPMPSTP Subang ditargetkan Rp12 miliar. Angka tersebut sangat jauh dari harapan. Saat ini untuk pencapaian baru sekitar Rp5 miliar lebih. “Pandemi juga membuat investor yang mau berinvestasi enggan, sehingga PAD tidak tercapai,” katanya.(ygo/vry)