“Jangan pernah meremehkan siapa pun termasuk teman sekantor. Sewaktu-waktu kita membutuhkan mereka sehingga harus selalu menjalin hubungan baik bahkan akrab dengan semua orang,” tegas Dr Aqua.
Kedua adalah sikap “empathy” (empati). Setiap orang harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain termasuk sikap para atasan ke semua bawahannya. Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka.
“Selalulah tunjukkan sikap empati kepada setiap orang terutama yang ada kaitan dengan aktivitas kita. Hal itu dapat membuat komunikasinya jadi nyaman dan lancar,” tutur Dr Aqua.
Baca Juga:Terminal Kendaraan Mobil Pelabuhan Patimban Subang Resmi BeroperasiMarak Calo Tenaga Kerja di Karawang, DPRD: Masa Warga Sendiri Saja Masih Dijadikan Korban
Praktisi komunikasi ini kemudian mengingatkan masalah yang paling krusial saat berkomunikasi antara atasan dan bawahan. Paling menonjol adalah perbedaan wawasan dan pengalaman.
Terkait dengan itu ketika berkomunikasi dengan jajarannya, setiap atasan harus sabar dan mengalah. Maksudnya jangan memaksakan kehendaknya, apalagi mengharuskan anak buah mengikuti semua perintahnya.
“Karena ada perbedaan yang menonjol yakni wawasan dan pengalaman, sehingga anak buah belum tentu mampu mengikuti semua keinginan atasannya. Hal ini agar dimaklumi,” kata Dr Aqua mengingatkan.
Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Berusahalah agar semua pesan yang disampaikan kepada orang lain dapat mereka terima.
“Semua pesan yang kita sampaikan agar diupayakan dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting supaya mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan harapan,” ungkap penulis buku-buku laris itu.
Keempat adalah “clarity” atau kejelasan dari semua pesan yang disampaikan. Jangan sampai menimbulkan multi interpretasi atau tafsir yang akhirnya tujuan berkomunikasi tidak tercapai.
“Clarity” bisa juga diartikan sebagai upaya melakukan transparansi dalam berkomunikasi. Perlu membiasakan hal ini, tanpa menutup-nutupi informasi, agar penerima pesan menjadi percaya.
Baca Juga:Oknum Pegawai Bapas Subang Edarkan Sabu, Terancam Penjara Seumur HidupTingkatkan Industri Pariwisata, fave hotel Subang Bangun Ball Room Sawala Ageung
Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya.
“Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal,” tegas Dr Aqua.
Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.