SUBANG-Warga RW 03 Kelurahan Pasirkareumbi Subang mengeluhkan minimnya penerangan jalan umum (PJU). Salah satunya di Jalan sekitar Tugu Leuit menuju Jalan Panji dikenal rawan kejahatan, karena kondisinya yang gelap.
Warga sekitar Dian (32) mengungkapkan, di daerahnya minim PJU. Sekalipun ada, namun keadaannya rusak.
“Apalagi itu tepat di tikungan kebun bambu, kalau malam gelap banget sih, rawan kejahatan,” ungkapnya.
Baca Juga:Tingkatkan Pendapatan dan Pengelolaan Lingkungan dengan Semangat Saemaul UndongDaftar Kepala Desa Terpilih di Subang Hasil Pilkades Serentak Tahun 2021
Dia menyayangkan, jalan di sekitar RW 03 Pasirkareumbi minim PJU padahal keberadaannya tidak jauh dari pusat kota.
“Ya harapannya yang rusak bisa segera diperbaiki, apalagi ini kan musim hujan, syukur-syukur bisa ditambah PJU,” jelasnya.
Warga lain Fitri Solihat (30) mengungkapkan, tidak merasa nyaman dan aman ketika melewati jalan tersebut saat malam hari.
Sementara itu, data Dinas Perhubungan Kabupaten Subang menyebutkan, 40 persen PJU mengalami kerusakan dari total 6.851 unit.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, Dikdik Solihin mengatakan, dalam waktu dekat ini akan mulai memasang PJU tambahan di beberapa titik.
“Kita sedang konsentrasi di Pantura dulu, di lokasi lain menyusul. Untuk lokasi Pantura kita sedang melakukan pemetaan di lokasi banjir, ini juga merupakan bagian dari mitigasi bencana, karena PJU-nya juga menggunakan solar cell,” katanya.
Dia menyebut, pemasangan PJU solar cell tersebut diharapkan bisa membantu masyarakat dan BPBD dalam mendeteksi terjadinya banjir Pantura.
Baca Juga:Semerbak Lumpur Jalur Trail di Karawang Menguji Ketahanan OffroaderWaduh, Habib Bahar dan Eggi Sudjana Dilaporkan Ke Polisi Karena Ini
“PJU solar cell tersebut nantinya akan terintegrasi dengan Gedung MTC, yang ada di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Subang,” ujar Dikdik.
Kadishub menyebutkan, PJU solar cell tersebut, dianggap aman ketika terjadi banjir, karena tidak menggunakan jaringam listrik.
“Jadi ketika banjir PJU itu tidak padam, kemudian juga tidak membahayakan bagi masyarakat,” terangnya.
Dikdik menyatakan, untuk pemasangan dipastikan dilakukan pada 2022 mendatang. Namun sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemetaan dari BPBD, termasuk pos anggaran yang masih belum fiks.
“Kita masih menunggu hasil pemetaan dari BPBD, dan juga masalah anggaran bisa dari APBD Kabupaten Subang, APBD Provinsi atau dari APBN,” tandasnya.(idr/ysp)