TANGERANG – Lelaki berusia 36 tahun berinisial AR marah ketika niatnya kas bon ditolak bosnya, Asmat Setiawan. AR semakin jengkel, karena Asmat malah memaki-makinya. AR pun gelap mata dan menghantam kepala bosnya itu dengan balok kayu lalu menghabisinya.
Pemilik toko Meubel Mulya Furniture di Jalan Raya Salembaran, RT 01/02, Desa Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten itu tewas bersimbah darah. AR lantas kabur menggunakan sepeda motor dan membawa tas berisi uang Rp 30 juta milik Asmat. Peristiwa itu terjadi dua pekan lalu.
Selama 10 hari polisi memburu AR hingga ke Cirebon. Namun tiada hasil. Ternyata AR tak bisa pergi jauh berlama-lama. Ia kembali ke rumah mertuanya di wilayah Teluknaga, untuk menemui istrinya. Polisi berhasil mendeteksinya. AR pun dibekuk di rumah mertuanya itu.
Baca Juga:Leg Pertama Semifinal AFF 2020, Indonesia Ditahan Imbang 1-1 Singapura Ajib! Chipset Mediatek Akan Disematkan di Smartphone Realme
“Kami keluarga tidak terima, kenapa ayah saya dibunuh,” kata Rika sambil berteriak histeris seperti diberitakan Tangerangekspres.co.id, Rabu, 22 Desember 2021.
Rika adalah putri Asmat. Ia kemarin ke Mapolrestro Tangerang untuk melihat wajah si pembunuh ayahnya. Bagi Rika, AR bukan orang baru. Gadis itu mengatakan AR sudah belasan tahun bekerja di toko mebel milik ayahnya.
“Saya tak menyangka dia tega membunuh ayah saya dengan cara kejam. Saya berterimakasih kepada Polsek Teluknaga dan Polres Metro Tangerang Kota yang sudah menangkap pembunuh ayah saya. Saya minta, tersangka diberikan hukuman berat,” lanjutnya.
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Deonijiu De Fatima menjelaskan, AR sudah dimintai keterangan. Kepada polisi AR mengaku tega membunuh Asmat karena sakit hati. Ia terpaksa meminjam uang kepada majikannya karena terlilit utang. Asmat tidak mengabulkannya. Gagal mendapat pinjaman uang, AR pun pulang. Namun, Asmat tiba mendatangi rumah AR. Di rumah itu, Asmat memaki-maki AR. Puas memarahi AR, Asmat kembali ke tokonya.
Rupanya AR menaruh dendam. Ia tak terima mendapat makian dari bosnya itu. AR lantas mendatangi toko mebel yang tak jauh dari rumahnya. Saat itu, Asmat sedang sendirian di kantornya. AR yang sudah dikendalikan amarah, masuk kantor Asmat sambil membawa balok kayu dengan panjang sekitar 1,3 meter.