Tepa selira merupakan bagian dari konsep tentang rasa dalam kehidupan orang Jawa.
Rasa dapat berarti cita rasa dan perasaan, namun juga dapat berarti hakikat atau sifat dasar sesuatu benda. Perilaku tepa selira penting ditanamkan kepadaa peserta didik SMA agar segala sesuatu yang ada pada orang lain dapat dirasakan seakan-akan sebagai sesuatu yang menjadi miliknya sendiri. Melalui perilaku tepa selira tersebut akan dapat menjalankan hidup penuh toleransi ditengah-tengah kemajemukan, serta mau mendengar dan menerima pendapat orang lain lalu mempertimbangkannya secara cermat.
Pengimplementasian hasthalaku (delapan perilaku) tersebut kepada peserta didik SMA pada pembelajaran di kelas dan kehidupan sehari-harinya, maka kunci sukses di masa depan sudah terbuka. Semoga pihak terkait di SMA dan masyarakat juga berperan aktif menanamkan hasthalaku tersebut agar peserta didik SMA sukses di masa depan.
Baca Juga:Pertamina Bor Enam Sumur Pengembangan di Awal 2022Berwisata di Karawang, Cek Surat Vaksin, Pengunjung Dibatasi Hingga 50 Persen
Focus hastalaku lebih diutamakan pada hubungan antar manusia yang mengadopsi budaya Jawa yang berbasis pada perilaku yang baik dan akan berdampak pada hubungan sesama manusia menjadi lebih harmonis. Keberhasilannya amat tergantung dari keteladanan perilaku para pemangku kebijakan di sekolah , guru dan tendik dalam membimbing dan melayani para siswa.(*)