JAKARTA– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, bahwa varian Omicron Covid-19 berbahaya terutama bagi masyarakat yang belum vaksinasi.
“Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta. Tapi, itu tetap virus berbahaya, terutama bagi mereka yang tidak divaksinasi,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti diberitakan AFP, Kamis 13 Januari 2022.
Tedros menegaskan, meski varian Omicron tidak lebih parah dari varian Delta, masyarakat tak boleh menyepelekan mutasi virus corona yang pertama kali terdeteksi di Afrika ini.
Baca Juga:Termasuk Handphone High-End, Segini Harga Samsung Galaxy S8Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Subang Pastikan Kesiapan Hadapi Porprov Jabar 2022
“Seluruh negara soal potensi ‘tsunami’ kasus Covid-19 ketika infeksi virus corona melonjak secara global akibat penyebaran varian Omicron,” ujarnya.
Untuk itu, Tedros berharap, semua negara di dunia telah memvaksinasi sekitar 10 persen populasinya pad aakhir September 2021, 40 persen pada akhir Desember 2021, dan 70 persen pada pertengahan 2022.
Namun, fakta di lapangan menyebutkan bahwa 90 negara belum mencapai 40 persen populasi. Terlebih lagi, 36 negara di antaranya masih di bawah 10 persen.
“Sebagian besar orang yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia, tidak divaksinasi,” kata Tedros.
Tedros menekankan, vaksinasi tidak sepenuhnya mencegah penularan. Namun, vaksinasi sangat efektif mencegah penyakit Covid-19 yang parah, termasuk kematian. Jumlah kematian global disebut sekitar 50 ribu per pekan.
“Belajar untuk hidup dengan virus ini tidak berarti kita dapat, atau harus, menerima jumlah kematian ini,” pungkasnya. (fin/ded)