3. Memberikan fleksibilitas bagi guru, fleksibilitas adalah melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kempuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Perbedaan kurikulum prototipe dan kurikulum 2013 antara lain: untuk jenjang TK pendekatan pada kurikulum 2013 berbasis tema sedangkan pada kurikulum prototipe berubah menjadi fokus literasi, untuk jenjang SD pelajaran IPS dan IPA yang awalnya dipisah pada kurikulum 2013 dirubah untuk digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) pada kurikulum prototipe dan dapat dijadikan sebagai fondasi peserta didik sebelum belajar IPS dan IPS secara terpisah di jenjang SMP dan untuk jenjang SMA pada kurikulum prototipe tidak ada pengelompokan jurusan IPS, IPA, dan Bahasa sehingga siswa bisa menekuni minatnya secara lebih fleksibel.
Untuk materi yang diberikan kepada siswa bersifat lebih esensial. Hal ini akan memberi guru lebih banyak waktu untuk menerapkan pembelajaran yang mendalam seperti diskusi, kerja kelompok, serta pembelajaran berbasis proyek atau problem yang bersifat lintas mata pembelajaran. Pembelajaran yang mendalam dan inovatif seperti inilah yang diperlukan untuk mengembangkan daya nalar dan karakter siswa.
Baca Juga:Hera Pebriana kembali Pimpin Kembali KT Desa CilandakBupati Purwakarta: Pengajian Pelihara Persatuan dan Kesatuan
Jika dilihat pemaparan Kemendikbud maka ada dua kewenangan dalam kurikulum ini yaitu kewenangan pemerintah pusat yaitu membuat struktur kurikulum, merumuskan profil pelajar pancasila, merancang capaian pembelajaran dan memformulasikan prinsip asesmen dan pembelajaran. Untuk perancangan kurikulum disekolahpun dapat diatur dengan lebih fleksibel. Dalam Kurikulum Prototipe lanjut Anindito tujuan belajar ditetapkan per fase yaitu dua hingga tiga tahun. Untuk memberi fleksibelitas bagi guru dan sekolah. Selain itu, jam pelajaran ditetapkan per tahun agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya.
Fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melalukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Sekolah diberi kebebasan untuk menentukan sendiri kurikulum yang dipakai. Sebab, kurikulum ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar yang mana sekolah diberi kebebasan untuk memilih secara mandiri dalam penggunaan kurikulum tersebut sesuai dengan kebutuhan sekolah dan peserta didik.