SUBANG-Sejumlah rumah di Desa Cimayasari Kecamatan Cipeundeuy Rusak dihantam angin puting beliung. Dari informasi yang dihimpun, puting beliung menerjang Desa Cimayasari pada hari Minggu (23/1), petang hari.
Kepala Desa Cimayasari, Arnalim Suryaningrat, saat dikonfirmasi pada Senin (24/1) membenarkan peristiwa nahas yang menerjang desanya tersebut. Menurutnya, ada sekitar 40 lebih rumah mengalami rusak akibat diterjang puting beliung.
“Iya kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 17.40 WIB minggu kemarin. Rumah yang tertimpa pohon dan atapnya terbawa angin hingga ambruk ada 6 rumah dan 45 rumah mengalami rusak sedang dan ringan, sedangkan puluhan pohon pun tumbang,” katanya.
Baca Juga:Covid 19 Melandai, Bi Nina: Alhamdulillah, Jangan Lengah Tetap Patuhi Protokol KesehatanAspirasi Masyarakat Berbagai Kalangan, Bi Nina Siap Mendengarkan
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja, kerugian yang ditaksir akibat puting beliung di Desa Cimayasari diperkiraan mencapai ratusan juta rupiah.
Pemdes Cimayasari bersama TIM gabungan dari BPBD, TNI Polri, Tim URC Puskesmas Cipeundeuy serta masyarakat sampai hari ini masih membereskan sisa puing-puing reruntuhan pohon dan atap rumah.
“Kejadiannya sangat cepat, bahkan pasca kejadian kami belum berani kembali ke rumah, baru sekarang bersama-sama Muspika dan BPBD kami baru berani bersihkan puing-puing,” tambahnya.
Salah satunya yang terkena angin puting beliung adalah bangunan sekolah SDN Utama Jaya Cimayasari Cipeundeuy Subang. Kepala Sekolah SD Negeri Utama Jaya, Iis mengatakan, bangunan atap tersebut baru rampung direnovasi bulan Desember 2021 lalu. Namun karena terkena bencana, dua atap bangunan sekolahnya kembali rusak bahkan ambruk.
“Desember lalu baru dibenerin. Ya musibah namanya juga. Semoga dua kelas yang atapnya ambruk ini, dapat secepatnya diperbaiki kembali,” kata Iis.
Selain sekolah, Angin Puting Beliung di Cimayasari juga merubuhkan rumah seorang kakek berusia 70 tahun yang rumahnya rata dengan tanah dan berhasil selamat.
Rumah semi permanen milik Ramli (70) yang terlihat sudah ambruk dan sudah rata dengan tanah. Ramli mengatakan, pada saat itu angin puting beliung sudah terjadi pada pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB.
Baca Juga:Bi Nina Apresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahaudin UnoKunjungi Pembangunan PDAM di Semarang, Bi Nina Ingin Aktualisasikan di Subang
“Jadi awalnya jam 5 sore sampai jam 6 sore berarti angin kencang berlangsung sekitar satu jam lah,” ucap Ramli Senin (24/1).
Beruntung, disaat melihat kondisi dari rumahnya yang terancam ambruk itu, Ramli bersama sang istri pun langsung bergegas mengungsi ke tempat yang aman.