Beginilah penanganan wabah dalam sistem kapitalisme. Pemerintah lebih mengkhawatirkan kondisi perekonomian dibandingkan dengan kesehatan dan mempertaruhkan nyawa rakyatnya.
Berbeda dengan sistem Islam dalam menghadapi wabah penyakit, seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab. Ketika itu terjadi wabah penyakit Thaun. Atas saran dari salah seorang sahabat yang menyatakan bahwa ketika terjadi suatu wabah penyakit di suatu daerah, maka penduduk daerah tersebut tidak diperbolehkan untuk keluar wilayah. Sebaliknya warga yang berasal dari luar wilayah dilarang memasuki daerah tersebut.
Khalifah juga menjamin ketersediaan pangan daerah yang terisolasi agar warga daerah tersebut tidak keluar dari wilayahnya. Khalifah akan memberikan pengobatan secara gratis bagi penderita sampai keadaannya pulih. Melakukan rapid test dan swab secara gratis agar dapat dipisahkan antara yang sakit dengan yang sehat sehingga wabah tidak mudah tersebar. Negara akan menyediakan dana untuk riset obat maupun vaksin agar tidak bergantung pada negara lain.
Baca Juga:Enam Manfaat Sayuran Untuk Kesehatan Tubuh ManusiaTips Merawat Earphone Tetap Awet dan Tidak Mudah Rusak
Hal ini memungkinkan karena perekonomian negara khilafah berdasarkan sistem ekonomi islam dengan mekanisme pengelolaan aset publik dan negara dalam satu pos yaitu Baitul mal bukan ekonomi kapitalis seperti sekarang, yakni membiarkan swasta mengelola aset publik secara bebas tanpa memperdulikan hak rakyat. Otomatis saat ada wabah negara gagap dan kalap untuk berutang, sementara rakyat semakin tercekik karena dilema antara virus dan kemiskinan.
Karena itulah, sudah saatnya masyarakat menyadari kerusakan dalam sistem kapitalisme ini dan bersegera pada penerapan syariah Islam yang dengan penerapannya akan menghadirkan keberkahan dari langit dan bumi.
Terjemah QS Al-A’raf ayat 96 :
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Wallahu A’lam bi Ash-Showab.