Hal itu diungkapkannya sebagai salah satu solusi dalam upaya meningkatkan perekonomian sekaligus memperkenalkan produk UMKM lokal sebagai ciri khas Sumedang.
“Setiap rest area yang berada di Jalan Tol Cisumdawu, baik itu rest area tipe A maupun rest area tipe B wajib ada produk UMKM Sumedang,” tegas Erwan.
Walaupun begitu, Erwan ingin kedepannya, yang dijajakan di rest area Tol Cisumdawu selain produk khas Sumedang, yang berdagang juga adlaah warga lokal, bukan dari luar daerah.
Baca Juga:Hendak Ke Australia, Sembilan PMI Asal Subang DipulangkanTrik Rahasia di Google, Cobain Yuk
“Karena dikhawatirkan ada warga dari luar (Sumedang) yang mengatasnamakan UMKM Sumedang. Kita filter, tidak boleh sembarangan, takutnya ada yang mengatasnamakan UMKM Sumedang,” ucapnya.
“Harus betul-betul UMKM Sumedang, semuanya satu pintu di bawah komando Diskoperindag (Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan Perdagangan),” tutur Erwan.
Merespon hal itu, Dede mengaku belum mendapatkan informasi perihal akan disiapkannya tempat untuk para pelaku UMKM lokal menjual produk Sumedang di rest area Tol Cisumdawu nantinya.
“Saya belum dapat infonya. Biasanya kalau ada kabar kayak gitu, suka ada dari desa sama RT-RW. Kalau soal ada tempat buat jual oleh-oleh (Sumedang) di rest area tol saya belum dengar, mungkin nanti infonya menyusul,” tegas Dede.
Ia berharap, jika memang nantinya diperbolehkan berjualan produk lokal di rest area Tol Cisumdawu, Dede mau rekan-rekan pedagang di lingkungan Jalan Raya Bandung-Sumedang, Kecamatan Pamulihan ada yang ikut menjajakan dagangannya.
“Saya kurang minat kalau harus ke rest area Tol (Cisumdawu), soalnya udah ada toko juga di Sumedang (kota). Jadi paling kalau pedagang di sini ada yang diajak bisa dapet tempat, tetangga atau pedagang lain bisa nempatin di rest area buat jual oleh-oleh (Sumedang),” pungkas Dede. (je/sep)