Pojokan 83
“Film adalah medium propaganda yang sangat efektif, tidak saja untuk hiburan, pendidikan, tetapi juga untuk propaganda ideologi”
***
Siapa yang tak kenal dengan Hulk? Manusia yang bisa bertiwikrama menjadi raksasa, berkulit hijau dengan kekuatan perkasa, kebal lagi. Atau X-Men, sosok yang bisa mengeluarkan pedang pendek tajam dari buku-buku jarinya, bisa mereproduksi kembali sel-sel tubuhnya yang rusak alias menyembuhkan diri sendiri atau salutogenese. Atau simanusia laba-laba Spiderman. Atau yang agak lawas, Rambo, jagoan perang Vietnam -yang memorak-morandakan lusinan tentara Vietkong. Rambo menang hanya dalam film. Atau simanusia celana dalam merah tapi dipakai di luar alias Superman. Atau karakter-karakter pahlawan super lainnya (superhero); Fantastic Four, Daredevil, Silver Surfer, Iron Man, Bat Man dan paguyuban pahlawan super di film The Avengers, Guardians of the Galaxy atau The Expendables. Tak masuk hitungan Gatotkaca, Si Buta dari Gua Hantu, Si Pitung atau tokoh pahlawan made in lokal Indonesia lainnya.
Ya, tokoh-tokoh superhero tersebut, diciptakan oleh tim kreatif di Marvel Entertainment Group (MEG). Awalnya MEG, yang sejak akhir 1970-an hingga saat ini, memroduksi karakter komik superhero dan kemudian dihijrahkan dalam film. Film-film superhero besutan Marvel Studios (metamorphosis baru MEG) rata-rata berhasil menjadi box office, dan meraup keuntungan fantastis.
Baca Juga:Kalau Hari Ini Pilpres yang Menang Ridwan KamilWabup Bahas Perbaikan Akses Jalan Cidomba – Suryacipta
Sebut saja Spiderman 3, seri terakhir yang dibintangi Tobey Maguire memberi kocek Rp. 12,8 triliun. Captain Marvel berlaba Rp. 16,2 triliun, Avengers Endgame meraup untung Rp. 39 triliun. Tidak hanya Marvel Studio, ada banyak studio film di dunia yang memroduksi pahlawan super. Studio-studio film tersebut, tidak hanya meraup untung besar dari produksi dan ekspor epos pahlawan supernya, namun juga mereka menyusupkan ideologi. Hollywood menjadi basecamp-nya
Tokoh superhero yang diciptakan oleh Hollywood secara keseluruhan merepresentasikan simbol kepahlawanan. Sakti, jagoan, bisa terbang, senjata canggih atau kekuatan luar biasa, menjadi karakter para tokoh superheronya. Dengan pesan yang kuat, aktual, interaktif, dan mampu memahami apa yang dirasakan penonton atau realitas sosial. Superhero dalam imaginasi kreatif Marvel Studios, menunjukkan ketokohannya dalam performance yang glamour,- sesuatu yang disukai imaginasi masyarakat marginal. Seolah superhero itu mewakili hasrat terdalamnya. Hollywood khususnya, mampu mengekspor ideologi tersebut melalui epos pahlawan supernya dan menjadi legenda di dunia.