Oleh
- Dwi Wahyu Kurniawati, S.Pd. ( Guru Geografi SMAN 3 Sekayu, Lampung )
- H.Priyono,MSi ( Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )
Pandemi Covid-19 yang melanda bukan hanya Indonesia tetapi seluruh dunia dalam kurun waktu 2 tahun ini sangat berdampak pada aktifitas penduduk dan perekonomian dunia bahkan Dunia Pendidikanpun ikut terkena dampaknya. Pandemi Covid-19 mulai masuk bulan februari 2020 dan terus menjalar hampir ke seluruh negeri akibat mobilitas penduduk yang masif , mengakibatkan kemendikbud mengambil keputusan mendasar yaitu dengan melaksanakan Belajar Dari Rumah atau yang dikenal dengan belajar jarak jauh atau belajar daring. Hal ini banyak sekolah mengalami kesulitan apalagi yang di daerah. Tidak semua peserta didik memiliki handphone apalagi kuota pulsa  disebabkan faktor pembatas ekonomi dimana sebagian besar orang tuanya bekerja sebagai petani.
Sekolah akhirnya mengambil keputusan, bagi peserta didik yang tidak memiliki handphone boleh datang ke sekolah untuk mengambil tugas dengan mematuhi potokol kesehatan yang ketat. Sedangkan orang tua muridpun demi kelancaran belajar anaknya harus mencari tambahan penghasilan untuk membelikan handphone dan kuotanya.
Sekolah yang di daerah ,mengambil kebijakan yang berupa : hanya awal waktu pandemi saja semua aktifitas di sekolah ditiadakan dengan bekerja dan belajar dari rumah kurang lebih 6 bulan, kemudian dinas pendidikan dan kebudayaan di daerah baik provinsi maupun kabupaten mengambil kebijakan bahwa untuk yang belajar dari rumah hanya peserta didik saja sedangkan untuk guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan tetap melaksanakan tugas seperti biasa dan datang setiap hari ke sekolah. Keputusan ini diambil dikarenakan salah satu faktornya adalah untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Saling berinteraksi untuk menghadapi kendala-kendala atau hambatan-hambtan yang terjadi selama Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ).
Baca Juga:Ridwan Kamil Resmikan Pusat Budaya Pagerageung TasikmalayaTunas Galunggung Deklarasikan Dukungan, Ridwan Kamil: Mudah-mudahan Menjadi Doa yang Baik
Proses pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan di sekolah membuahkan hasil yang beragam, mulai dari pembelajaran yang berjalan baik, lancar serta memenuhi target tetapi banyak juga yang mengalami hambatan. Diantaranya banyaknya peserta didik yang tidak mengumpulkan tugasnya tepat waktu bahkan ada yang tidak mengumpulkan tugasnya, pada hal guru sudah memberikan tugas yang mudah serta tidak menyulitkan untuk peserta didik. Peserta didik banyak yang tidak hadir ataupun absen apalagi aktif ketika  pelaksanaan pembelajaran daring dilaksanakan. Ketika ditanyakan alasannya tidak ada sinyal, tidak ada kuota setelah dikonfirmasi oleh orang tua murid teryata sebenarnya mereka sudah memberikan fasilitas tersebut, artinya dapat diambil kesimpulan bahwa peserta didik malas untuk memenuhi tanggung jawabnya, hanya Sebagian kecil yang hadir, aktif dan mengerjakan serta mengumpulkan tugas tepat waktu.