Kisah Duka Dibalik Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19

Kisah Duka Dibalik Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19
0 Komentar

Banyak guru bercerita bahwa mereka tidak mengikuti pelajaran secara penuh karena harus mengerjakan pekerjaan lain di waktu yang sama sehingga tidak berani memunculkan wajah mereka atau sering disebut denga ghosting. Dewasa ini, ghosting ternyata tidak hanya terjadi dalam hubungan asmara saja, akan tetapi dunia pendidikan yang sekarang ini masih diberlakukan kebijakan belajar daring, fenomena ghosting juga terjadi. Pandemi covid-19 telah banyak merubah tatanan sistem pendidikan, termasuk cara guru  dalam mengajar. Pembelajaran daring mengharuskan siswa memiliki akses, berupa jaringan internet dan tentu saja ketersediaan smartphone. Tidak semua siswa, terutama dari kalangan menengah ke bawah yang mampu memenuhi hal tersebut, sehingga tidak jarang banyak siswa yang selama pembelajaran daring ghosting karena tidak memiliki akses untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Peran serta kepedulian orang tua sangat diperlukan selama pembelajaran jarak jauh berlangsung karena semua aktifitas peserta didik adalah di rumah. Orang tua harus memberikan pengawasan dan motivasi yang cukup tinggi serta rajin mengecek apakah tugas-tugasnya sudah diselesaikan serta dikumpulkan tepat waktu. Ini menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh orang tua karena tidak semua peserta didik memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawabnya sebagai peserta didik. Banyak peserta didik yang terlena dengan rutinitas keseharian mereka di rumah misalnya yang negative diantaranya; bermain games seharian bahkan sampai larut malam sebabnya karena kurangnya pengawasan orang tua di rumah, ketika pagi sampai sore di tinggal bekerja sedangkan malam hari mereka sudah lelah hanya sekedarnya saja bertanya. Ini terjadi hampir setiap hari.

Peserta didik dibiarkan memegang handphone 24 jam karena kurangnya kepedulian orang tua tetapi jika ada orang tua bertanya maka  jawabnnya sedang membuat tugas padahal bermain games. Keadaan ini yang terus-menerus dan berulang secara rutin membuat mereka ketagihan bermain games dan melupakan tugas-tugasnya bahkan makan, minum, mandi serta tidur menjadi tidak teratur, jika biarkan maka dampaknya menyerang badan dan psikologis mereka. Sudah banyak kejadian anak-anak sampai orang dewasa yang ketagihan dengan games harus di bawa ke dokter dan di terapi penyembuhannya sangat sulit dan lama bahkan ada yang sampai masuk rumah sakit jiwa.

0 Komentar