Penerapan budaya positif seperti religiusitas, disiplin dan toleransi antar sesama dikaitkan dengan nilai-nilai pofil pelajar Pancasila yaitu: Beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, kemandirian, bernalar kritis, kreatif, bersifat kebhinekaan dan bergotong royong. Dimana nilai-nilai itu akan menjadi dasar pembiasaan positif. Ketika pembiasaan yang dimaksud menjadi karakter maka akan mudah mencetak generasi pelajar Pancasila yang berempati dan kritis yang memiliki daya saing global dengan kreatifitas tanpa batas namun tetap mengusung kebhinekaan dan gotong royong sesama.
Terwujudnya Visi dan Misi sekolah, erat kaitannya bagaimana seluruh pemangku kepentingan dalam hal ini seluruh warga sekolah bersinergi saling menguatkan dan menumbuhkan karakter positif melalui pembiasaan-pembiasaan positif. Jika pembiasaan sudah menjadi membudaya, dan menjadi karakter individunya dalam sebuah institusi sekolah maka akan dengan mudahnya visi sekolah diciptakan. Begitu juga materi pada modul sebelumnya dimana nilai-nilai dan peran guru yaitu pembelajaran berpusat pada murid, dengan kolaborasi, refleksi, guru akan mudah berinovasi dan kemandirian belajar menjadi sebuah keniscayaan jika karakter guru nya kuat. Mengapa harus berpusat pada murid, karena sesuai dengan refleksi filosofi pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran dengan sistem among. Guru sebagai fasilitator di depan menjadi contoh, ditengah sebagai penyemangat dan di belakang menjadi pendorong demi majunya sebuah Pendidikan yang bermula dan berpusat pada kebutuhan murid.
Peran guru dalam mentransfer kebiasaan baik kepada guru lain dan peserta didik dalam membangun budaya positif yaitu dengan menguatkan apa yang sudah menjadi budaya dan iklim baik di sekolah. Memunculkan kekuatan, dan menyamarkan yang hal-hal yang bersifat stagnan. Sehingga yang diharapkan semua bergerak untuk menuju perubahan yang signifikan. Dengan berkolaborasi membentuk karakter baik dan menerapkan disiplin positif yang akan menjadi budaya sekolah. Dengan memulainya dari kelas, mulai dengan murid yang diajar, mulai dengan mata pelajaran yang diampu. Bagaimana menumbuhkan budaya positif di kelas, sehingga menjadi budaya positif di sekolah dan menjadi visi sekolah? Kelas adalah miniatur dari sekolah, dan sekolah adalah miniatur dari bangsa. Bangsa yang berbudi pekerti baik serta berdisiplin positif bermula dari bangku-bangku di sekolah. Sehingga bagaimana menumbuhkan budaya positif adalah bermula dari kegiatan belajar mengajar di kelas dan upaya guru berinteraksi dengan murid.