- Keterampilan membangun dasar proses coaching
- Keterampilan membangun hubungan baik
- Keterampilan berkomunikasi
- Keterampilan memfasilitasi pembelajaran
Ketrampilan Dasar seorang Coach adalah :
- Mendengarkan Secara Aktif
- Fokus Pada Tujuan Akhir
- Bertanya Pertanyaan Yang Tepat
- Komunikasi Yang Memotivasi
- Memberikan Umpan Balik Untuk Pengembangan
Keempat kompetensi dasar di atas, sangat erat kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional. Karena dalam proses coaching sendiri membutuhkan pendekatan sosial dan emosional kepada coachee , kita harus bisa membangun hubungan baik, berkomunikasi yang baik dengan teman sejawata dan murid, dan memahami kebutuhan-kebutuhan tiap teman sejawat dan murid. Jadi dengan menguasai teknik-teknik pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial-emosional, dan coaching, guru telah siap untuk memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Karena dari ketiga pembelajaran tersebut semuanya berpusat pada murid.
Proses coaching berbeda dengan mentoring dan konseling. Seorang coach (pemberi manfaat dan pelaksana kegiatan coaching) tidak langsung memberikan solusi atas permasalah yang dihadapi oleh coachee (penerima kegiatan dan manfaat dari kegiatan coaching) melainkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan rangsangan atau pemantik agar coachee menemukan alternatif solusinya sendiri.
Baca Juga:Kesiapsiagaan Guru Geografi di Era PandemiCara Aman Minum Kopi bagi Penderita Penyakit Darah Tinggi
Model coaching yang banyak digunakan adalah TIRTA. Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktik coaching di komunitas sekolah dengan mudah.
TIRTA kepanjangan dari:
T : Tujuan
I : Identifikasi
R : Rencana aksi
TA : Tanggung jawab
Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.