Keberhasilan suatu pembelajaran itu sangat bergantung dari peran guru, bagaimana guru mempersiapkan pembelajarann, bagaimana guru melalukan proses pembelajaran, hingga bagaimana guru melakukan evaluasi pembelajarannya. Guru sebagai pemeran utama memberikan informasi, maka dalam instruction guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa. Namun, keberhasilan pembelajaran itu tidak hanya tertelak pada bagaimana peran guru itu sendiri, namun bagaimana guru menempatkan atau memposisikan murid dalam pembelajaran tersebut. Apakah selama pembelajaran yang ia lakukan sudah berpihak pada murid? Apakah guru mau mendengarkan kebutuhan murid-muridnya? Apakah guru sudah memahami bagaimana karakter murid-muridnya? Apakah guru sudah melakukan indentifikasi pada muridnya, tentang kesiapan mereka dalam belajarnya, minat belajarnya, dan gaya belajarnya (profil belajar murid). Serta, apakah guru setiap akan melakukan pembelajaran sudah mempertimbangkan semuanya itu dan membuat desain pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Perwujudan pembelajaran yang berpihak pada murid ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan. Perlu kerja keras dan komitmen dari seorang guru untuk memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya. Salah satu caranya yaitu dengan terus meningkatkan kompetensinya. Guru dituntut untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan belajar tiap murid yang berbeda-beda dengan memberikan pembelajaran berdiferensiasi. Guru harus bisa mengenali emosi dan membangun hubungan sosial-emosional dengan murid, dan juga guru harus bisa menjadi seorang coach bagi murid-muridnya dalam rangka mengembangkan segala potensi yang ada pada murid. Guru yang berperan sebagai coach menunjukan sebuah pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk itu marilah kita semua belajar dan terus belajar demi kemajuan dan perkembangan murid-murid kita.(*)