Pengusaha dan Supir Angkot Banjaran-Bandung, Tolak Program Bis Rapid Tes (BRT)

Pengusaha dan Supir Angkot Banjaran-Bandung, Tolak Program Bis Rapid Tes (BRT)
Pengusaha dan Supir Angkot Banjaran-Bandung, Tolak Program Bis Rapid Tes (BRT)
0 Komentar

SOREANG–Program Bis Rapid Transit (BRT) yang diinisiasi Kementerian Perhubungan mendapat penolakan dari pengusaha serta supir angkot jurusan Banjaran-Bandung.

Program BRT di Kabupaten Bandung, memiliki dua koridor yakni Gading Tutuka Soreang-Leuwi Panjang via tol dan koridor Baleendah-Bandung Elektronik Center (BEC).

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Iman Irianto membenarkan bahwa BRT mendapatkan penolakan dari sejumlah pengusaha beserta supir angkutan umum.

Baca Juga:Tak Ada Bahasan dengan Eksekutif, DPRD Subang Keberatan Self Blocking 8 PersenPengkaderan LEPPIM Intensive Class Sebagai Wadah Membangun Karya Inovatif untuk Milenial yang Aktif

“Beberapa waktu yang lalu, Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung telah melakukan pemanasan menjelang diberlakukannya proyek Kemenhub tersebut,” terang Iman saat memberikan keterangannya, Minggu (13/2).

“Yang kemarin protes itu bukan yang lokal angkot Soreang-Banjaran, tapi angkutan Banjaran-Bandung. NJah saya mau menindak atau membina gimana, karena bukan kewenangan saya,” tambahnya.

Bagi angkot lokal yang jurusannya masih di wilayah Kabupaten Bandung termasuk kewenangan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. Lalu bagi angkot lintas kabupaten/kota dan antar kota, kata Iman, adalah kewenangan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat.

“Coba program bus 3/4 ini dikomunikasikan dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat supaya bertemu dengan pengemudi, dimusyawarahkan dulu, terus juga dengan jajaran samping, seperti Polres, jangan mentang-mentang Kemenhub terus jalan,” jelas Iman.

“Harusnya sekarang program berjalan. Standbynya di Gading Tutuka Soreang. Belum tahu jumlah kendaraannya, bertahap dulu,” tutur Iman.

Iman memaparkan, program BRT itu akan memanfaatkan bus ukuran 3/4, dimana masyarakat bisa menggunakannya secara gratis. “Bagi masyarakat pengguna jelas menguntungkan, sudah nyaman dan gratis, tapi bagaimana dengan pengusaha dan pengemudi angkot,” jelasnya.

Sebelumnya Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung telah melakukan pemanasan program BRT tersebut pada 14-17 Desember 2021. Yaitu mencoba membuat koneksitas dengan mengadakan uji coba trayek jurusan Soreang – Baleendah.

Baca Juga:Soal Kasus Pencabulan oleh Guru Ngaji di Subang, DP2KBP3A Subang Siap Berikan Pendampingan kepada KorbanKlaster Perjalanan, Puluhan Warga Padalarang Positif Covid-19

Hal itu dilakukan, lantaran menuju ke titik tadi (koridor BRT) dibutuhkan angkutan lokal. Tercatat sekitar 92 angkutan yang dilibatkan dalam kegiatan uji coba trayek jurusan Soreang – Baleendah.

Pihaknya tidak menggunakan moda baru, tetapi menggunakan angkot dan pengemudi setempat. Masyarakat dapat memanfaatkan trayek Soreang – Baleendah cuma dengan merogoh keuangan sekitar Rp. 2.000.(je/sep)

 

0 Komentar