oleh :1.Suparto,SPd.MM ( Guru Geografi SMA Negeri 1 Way Lima, Lampung )
2.Drs.H.Priyono,MSi ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kolumnis Jabar Pasundan Ekspres )
Dewasa ini dalam proses belajar mengajar baik dalam bentuk kursus, pelatihan, webinar dan pertemuan ilmiah sering masih terlihat kaku, bersifat satu arah, tampak tegang dan kurang dinamis atau nyaman. Penggunaan metoda ceramah, curah pendapat, tanya jawab, diskusi, praktek dan sebagainya, dalam pendalaman materi sering juga tampak monoton dan kurang dinamis, bahkan peran peserta kadang tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya dan hanya diam menerima hasil dari apa yang disampaikan oleh fasilitator, dan karena keterbatasan pemikiran individu seseorang kemudian minta pendapat teman-temannya untuk ikut memberikan saran dan masukan terhadap berbagai masalah yang dihadapi, namun apakah itu bisa dikatakan sebagai bentuk proses belajar mengajar yang dinamis ?
Baca Juga:Pemuda Asal Cikaum Subang Bobol Jendela Kamar, Curi Barang Elektronik dan UangPromo Indomaret Selasa 15 Februari 2022, Diskon Besar-besaran Produk Cuci Pakaian
Proses belajar mengajar bagi orang dewasa merupakan suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta atau warga belajar dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pengajar, pembimbing atau fasilitator. Proses ini juga merupakan proses menerima dan memberi dalam arti warga belajar menerima materi yang diperlukan sesuai kebutuhannya dan fasilitator memberikan materi atau substansi sesuai yang dibutuhkan, disini terjadi hubungan timbal balik antara yang memerlukan dan yang diperlukan, agar proses tranfer pengetahuan, sikap dan ketrampilan berlangsung secara efektif dan efisien perlu dipersiapkan terhadap proses adopsi yang berlangsung secara dinamis.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai berbagai macam aktivitas berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Ada berbagai macam kegiatan yang mencerminkan pelaksanaan pendidikan mulai dari yang bersifat pengelolaan dan administratif sampai yang bersifat teknis pembelajaran. Sebagaimana lembaga pada umumnya, sekolah membagi kegiatan ini ke dalam bagian atau unit tertentu yang mana terdapat peran dari para pemangku jabatan di sekolah sebagai pihak yang menjalankan kegiatan tersebut sesuai posisi masing-masing, mulai dari guru, petugas TU, kepala sekolah dan jajaran yang ada memiliki andil dalam setiap kegiatan di sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut secara berkesinambungan membangun sekolah menjadi organisasi yang dapat mewujudkan visi dan misi yang dimilikinya dengan baik.