oleh: 1.Anik Riyati , S.Pd., MM (Guru Geografi  SMAN 1 Banjar Margo)
2.Drs.H.Priyono,MSi (Fasilitator Webinar Trik Menulis di Koran MGMP Geo Lampung-Sumsel 2021, Dosen Fak.Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )
Mungkin ada yang pernah dan bahkan sering mendengar istilah flexing. Secara umum, istilah flexing terkait dengan sifat pamer, yakni memamerkan segala kepemilikan materi dan kekayaan, agar terlihat berkelas. Penggunaan kosa kata flexing pada bidang ekonomi,  mirip dengan istilah conspicuous consumption atau menggunakan uang untuk membeli barang dan jasa-jasa yang mewah dengan tujuan menunjukkan status atau kekuatan ekonomi, terlebih dengan berkembangnya teknologi digital melalui media sosial dan media lainnya, sifat suka pamer seperti diberikan kesempatan lebih leluasa dengan berbagai bentuk dan kemasan.
Baca Juga:Fakta-fakta Novi Amelia, Model Majalah Dewasa yang Meninggal Usai Bunuh DiriKawah Gunung Tangkuban Parahu Aktif, Badan Geologi Imbau Masyarakat Tidak Mendekat
Pencapaian yang bisa terwujud, menampakkan ada rasa bangga yang kemudian dipamerkan atau flexing ke media sosial untuk lebih meningkatkan rasa percaya diri, meski sah-sah saja menampilkan benda mahal seperti apa yang dia inginkan, bahkan menjadi keinginginan banyak orang. Akan tetapi gaya hidup yang merasa berkelas membuat ada keinginan untuk mempertahankan meskipun kondisi tidak memungkinkan maka wajar jika ada anggapan bahwa orang yang flexing juga dianggap suka berbohong, seolah memiliki banyak kekayaan dan pundi-pundi uang, meski nyatanya tidak. Banyak yang berpendapat bahwa kata flexing juga berarti orang yang palsu, memalsukan atau memaksakan gaya agar diterima dalam pergaulan. Lihat saja saat ini, banyak orang mengadakan pesta mewah, meski kurang modal, baik itu pesta pernikahan, atau bahkan khitanan, dan akhirnya dari sinilah pemicu keributan keluarga baru, hingga tak jarang berakhir dengan perpisahan. Ya, flexing mungkin sah-sah saja jika memang benar memiliki uang. Cuma yang bahaya jika gaya hidup pamer di luar kemampuan finansial, akhirnya pakai fasilitas utang. Apalagi di era kemajuan teknologi saat ini, fasilitas utang muncul dengan berbagai model, untuk membantu para flexer memenuhi ambisinya, yang secara sadar ataupun tak sadar telah menjerumuskan dirinya dan keluarga. Mulai dari kartu kredit, pay later, hingga pinjaman online (pinjol) atau bahkan pinjaman/ kredit keliling .