INTERNATIONAL – Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencatat, bahwa harga pangan dunia mengalami kenaikan tahunan hingga 20,7 persen.
Adanya kenaikan itu, menjadi capaian rekor tertinggi pada Februari 2022.
Menurut FAO, lonjakan harga disebabkan dari minyak nabati dan produk susu.
Sesuai dari data FAO, indeks harga pangan FAO, yang melacak komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan secara global, rata-rata 140,7 poin bulan lalu atau turun dari revisi Januari 2022, 135,4.
Baca Juga:Masyarakat Diminta Waspada Fintech dan Investasi BodongHasil Operasi Jaran Lodaya 2022, Motor Hasil Curian Pelaku Dikembalikan ke Rumah Korban
Kenaikan harga pangan tentu saja berkontribusi pada lonjakan inflasi yang lebih luas lantararan ekonomi masih dalam fase pemulihan dari krisis pandemi.
Diketahui sebelumnya, FAO memperingatkan biaya yang lebih tinggi menempatkan populasi yang lebih miskin dalam risiko di negara-negara yang bergantung pada impor.
Sentuh Rekor Tertinggi, Ini Penyebab Kenaikan Harga Pangan Dunia
“Dorongan inflasi harga pangan yang jauh lebih besar berasal dari luar produksi pangan, khususnya sektor energi, pupuk, dan pakan,” terang Ekonom FAO Upali Galketi Aratchilage dikutip dari Reuters, via Fin, Senin 7 Maret 2022.
Dari kondisi tersebut, kata Aratchilage, menjadikan margin keuntungan produsen makanan mengecil sehingga mereka enggan meningkatkan produksi
Terlebih lagi, data laporan Februari sebagian besar dikompilasi sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
“Kekhawatiran atas ketegangan di wilayah Laut Hitam sudah membebani pasar pertanian bahkan sebelum kekerasan berkobar, tetapi para analis memperingatkan konflik yang berkepanjangan dapat berdampak besar pada ekspor biji-bijian,” jelasnya.
Badan pangan di bawah PBB itu mencatat indeks minyak nabati naik 8,5 persen secara bulan pada Februari lalu.
Baca Juga:Pemdes Mundusari Bersihkan Saluran Irigasi Lewat Program PKTMira Ungkap Berkah Kuliah di STAI Al-Muhajirin
Hal tersebut didorong oleh kenaikan harga minyak sawit, kedelai, serta bunga matahari.
Ukraina dan Rusia menyumbang sekitar 80 persen dari ekspor global minyak bunga matahari.
Lebih lanjut lagi, indeks harga sereal naik 3,0 persen dengan harga jagung menanjak 5,1 persen dan harga gandum meningkat 2,1 persen, sebagian besar mencerminkan ketidakpastian tentang aliran pasokan global dari pelabuhan Laut Hitam
Padahal, indeks harga susu FAO meningkat 6,4 persen, kenaikan bulanan keenam berturut-turut, didukung oleh pasokan global yang ketat, sementara harga daging naik 1,1 persen pada Februari.
Di samping itu, gula merupakan satu-satunya indeks yang mencatat penurunan 1,9 persen dari bulan sebelumnya.