SUBANG-Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Subang Dra Nunung Suryani MSi menyebut, kaum perempuan sudah banyak yang berkiprah di berbagai sektor. Itu bisa diartikan perempuan di Subang mulai melangkah maju dalam mengambil peran.
“Perempuan sekarang mulai maju, tidak hanya mengurus rumah tangga saja,” ungkap Nunung saat diwawancarai mengenai Hari Perempuan Internasional, Selasa (8/3).
Perempuan walaupun kodratnya mengurus keperluan rumah tanggga. Namun sah-sah saja melakukan berbagai aktivitas, asal mampu membagi tugas rumah tangga. “Sah-sah saja, yang penting managemennya bisa diatur semaksimal mungkin,” jelasnya.
Baca Juga:Cadangan Beras di Bulog 7 Ton, Stok Komoditas di Subang Aman Jelang Ramadhan30 Kendaraan Curian di Cimahi Dikembalikan ke Pemiliknya
Dengan momentum Hari Perempuan Sedunia, Nunung berharap perempuan bisa lebih maju dan berperan dalam segala bidang. Meski begitu tidak melupakan perannya yang sangat besar dalam keluarga seperti mendidik dan membina tumbuh kembang anak.
“Saat ini sudah sangat banyak perempuan Kabupaten Subang yang Subang yang menduduki jabatan strategis di birokrasi, tentunya hal ini akan memberikan kontribusi pemikiran dari perempuan untuk pengelolaan birokrasi di Kabupaten Subang,” bebernya.
Menyinggung banyaknya pelecehan terhadap perempuan, Nunung mengajak perempuan untuk berani menjaga kehormatannya. Jika ada yang melakukan pencabulan untuk tidak segan melaporkan.
Kepala unit PPA Polres Subang Aipda Nenden Nurfatimah mengatakan, bulan Januari-Desember 2021 ada sebanyak 25 kasus pelecehan dan pencabulan.
Sementara itu, fenomena yang terjadi saat ini banyak perempuan yang bekerja di pabrik. Perannya membantu perekonomian keluarga. Kepala Disnakertrans Kabupaten Subang Hj Yenni Nuraeni SSos MAP, perempuan mendominasi tenaga kerja di industri terutama garmen.
Pihak pabrik menyebut, tenaga kerja perempuan lebih cekatan dan rapih. Walaupun pada faktanya tenaga kerja laki-laki juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Mereka pihak pabrik lebih menyukai menyerap tenaga kerja perempuan, dimana di tiap pabrik selalu mendominasi tenaga kerja perempuan mulai dari 60-80 persen,” ujarnya.(ygo/ysp)