Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, dimana murid melaksanakan Pembelaran Jarak Jauh sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada.
Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;
- Direfensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.
- Diferensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari.
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
Baca Juga:Cara Merawat Kulit Wajah Secara AlamiSinopsis Singkat The Batman 2022, Film Superhero Manusia Kelelawar
- menggunakan kegiatan berjenjang
- meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,
- membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,
- mengembangkan kegiatan bervariasi
- Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
Produk yang diberikan meliputi 2 hal:
- memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,
- memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Setelah memetakan kebutuhan murid seperti di atas, kita bisa membuat rencana pembelajaran berdiferensiasi. Minimal kita melakukan diferensiasi dari salah satunya apakah dari segi proses, konten, atau produknya (https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembelajaran-berdiferensiasi-dan-penerapannya-di-kelas/)
Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi?
Karena dengan pembelajaran berdiferensiasi, kita sebagai guru sudah memperlakukan dan melayani murid dengan adil. Tidak ada lagi murid yang merasa tidak diperhatikan oleh guru. Minat dan bakat murid akan semakin berkembang dengan pembelajaran berdiferensiasi ini. Pada pembelajaran berdiferensiasi, guru diharapkan dapat menerapkan strategi yang baik dan tepat dalam mengelola kelas berdiferensiasi. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi, antara lain: mengembangkan profil siswa, memberikan materi dengan format bervariasi dan tingkat kesulitan berbeda, memberikan pilihan dalam kegiatan belajar dan penialaian, membentuk kelompok-kelompok kecil dan melakukan pengelompokkan yang fleksibel. Selain itu, menggunakan kontrak belajar, melakukan pemadatan kurikulum, menggunakan bantuan teman sejawat atau tutor sebaya, mentor, dan ahli, mempertimbangkan gaya belajar dan pilihan siswa, serta mengatur kelas yang berpusat pada minat belajar siswa. Bisa juga menggunakan strategi pembelajaran berkelompok dan pembelajaran berbasis masalah, dan terakhir merancang tugas-tugas berjenjang. Pembelajaran berdiferensiasi dapat lebih efektif bagi siswa berkemampuan tinggi dan mempunyai kesulitan atau tak berkemampuan. Ketika siswa diberikan pilihan berdasarkan cara mereka belajar, maka mereka akan lebih menunjukkan minat dalam belajar, bertanggung jawab, serta disiplin.