SUBANG-Lapas Subang tengah melakukan riset kepada para narapidana, yang akan menjalani program Pentahelix untuk jenis skill dan kompetensi apa yang diinginkan. Akhirnya, muncul lima jenis pelatihan skill dan kompetensi yang diinginkan para narapidana.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Subang Tommi Hendri mengatakan, mengenai program Pentahelix yang sebelumnya sudah dilakukan penandatangan MoU tersebut, kini pihaknya tengah melakukan riset. Apa jenis pelatihan skill dan kompetensi yang diinginkan para narapidana untuk dapat dijalani. “Kita bertanya, melakukan riset juga. Apa sih yang sebenarnya diinginkan para narapidana,” ujarnya.
Dijelaskan Tommi, pihaknya berhasil mengumpulkan keinginan para narapidana yang akan menjalani program Pentahelix tersebut. Seperti pelatihan pertanian, peternakan, perikanan, balai latihan kerja dan wiraswasta untuk para narapidana yang mengikuti program Pentahelix. Pesertanya, merupakan narapidana yang akan bebas pada tahun 2022. “Iya ada Lima jenis pelatihan yang diinginkan oleh para narapidana,” katanya.
Baca Juga:Akselerasi, Muspika Pusakajaya Gencar Lakukan VaksinasiDP2KBP3A Kabupaten Subang Fokus Pendampingan Keluarga pada Tiga Kelompok Masyarakat
Pada Program Pentahelix, narapidana yang mengikuti adalah Narapidana yang merupakan warga asli Subang. Program yang merupakan kolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang, bersama perusahaan dengan CSR. Nantinya, para narapidana setelah keluar menghirup udara bebas, pengetahuannya dalam skill dan kompetensi bisa diimplementasikan, sehingga nantinya tingkat residivis atau kembali melakukan tindak pidana dan berujung di tahan lapas bisa terminimalisir. “Nah, itu lah tujuannya. Program ini kita minimalisir tingkat residivisnya,” katanya.
Tommi mengatakan, porgram Pentahelix bisa mensejahterakan Narapidana setelah keluar dan menghirup udara bebas. Seperti contohnya, ketika mendapat pelatihan skill dan kompetensi, para narapidana bisa bekerja atau berwiraswasta sehingga perekonomian nya bangkit pasca menjalani hukuman penjara. “Nah, ini juga bisa mensejahterakan, dengan diberikan skill pangkas rambut. Narapidana setelah bebas bisa ikut bekerja kepada pelaku usaha pangkas rambut, atau pertanian bisa melakukan penamanan hidroponik sehingga hasil sayuran bisa dijual ke pasaran,” katanya.
Tommi mengatakan, tidak tanggung-tanggung untuk program tersebut akan disupport perusahaan swasta dengan CSR nya seperti PT Tirta Investama, PT Dahana, Jogja Departement Store, Bank Mandiri, Pemerintah daerah Kabupaten Subang. “Tentunya program ini harus berkolaborasi,” katanya.