SUBANG-Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Subang terdata sebanyak 50.000. Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Subang menganalisa banyaknya pelaku UMKM, jangka kurun 2 tahun kebelakang dikarnakan banyaknya masyarakat yang awalnya bekerja namun dirumahkan. Alhasil menjadi pelaku UMKM dadakan. Saat ini, DKUPP melakukan pendataan ulang terhadap pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Subang, agar dimasukan dalam data UMKM di Kementerian Koperasi dan UMKM RI.
Fungsional Analisa Kebijakan Bidang UMKM DKUPP Kabupaten Subang, Hari Sobari ST mengatakan, saat ini DKUPP sedang melakukan proses pendataan verifikasi, bagi pelaku UMKM di Kabupaten Subang. Jumlah para pelaku UMKM di Kabupaten Subang, diestimasikan mencapai 50.000. “Verifikasi yang dilakukan, nantinya data yang ada akan dikirimkan ke Kementerian Koperasi dan UMKM RI. Jika ada bantuan, ataupun kegiatan dari pusat para pelaku UMKM Di Subang bisa terakomodir,” katanya.
Pelaku UMKM, Hari menjelaskan, pada tahun 2020 mencapai 30.000, namun di tahun 2022 prediksi UMKM mencapai 50.000. Hal tersebut terjadi peningkatan pelaku UMKM dikarenakan pandemi Covid-19 yang sampai saat ini tetap ada.
Baca Juga:Bunyikan Alarm Siaga Kebencanaan, TMA Sungai Cipunagara Capai 6,05 MDPLLapor SPT Tahunan dengan e-Filing, Kang Jimat: Lebih Awal, Lebih Nyaman
Salah satu faktor yang menyebabkan munculnya puluhan ribu pelaku UMKM, karena banyaknya para pekerja yang dirumahkan bahkan di PHK. “Para pekerja tersebut akhirnya banting stir menjadi pelaku UMKM. Mulai dari dagang cilok, berbagai jenis tahu, jajanan anak-anak dan lainnya, sehingga mereka menjadi pelaku UMKM dadakan,” katanya.
Hari menambahkan, di tengah pandemi Covid-19, DKUPP menggaungkan pemasaran bisa dilakukan secara E-commerce. Mengenai pembinaan dan pelatihan terus dilakukan melihat dari anggaran yang ada. “70 persen pelaku UMKM di Kabupaten Subang, kini sudah tertarik dengan pola E- commerce,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pelaku UMKM Ani Suryani (31) mengaku pasca dirinya dirumahkan di salah satu pabrik di wilayah kota Subang. Ani menjadi pelaku UMKM dadakan, dengan berjualan aneka jus dan jajanan anak. “Suami menganggur, perut harus terus di isi. Lumayanlah yang penting ada kerjaan,” katanya.(ygo/vry)