Banyak cara melatih murid untuk merefleksikan dirinya, salah satu upaya guru untuk melaksanakan kegiatan refleksi bagi siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif, namun guru juga berupaya untuk membiasakan menuliskan refleksi bagi siswa di akhir pembelajaran, siswa disediakan waktu sekitar 10 menit pada akhir pembelajaran (sebelum pulang sekolah) untuk menuliskan refleksi mereka pada buku refleksi pribadi yag dimilikinya atau bisa juga buku refleksi sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Refleksi yang dituliskan oleh siswa tersebut berisi tidak hanya mengenai proses pembelajaran yang sudah diikuti selama di sekolah saja, namun juga mencakup seluruh aktivitas yang dialami siswa mulai dari bangun tidur hingga saat ia menuliskan refleksi.
Siswa diminta dalam refleksinya tidak hanya menuliskan aktivitasnya saja namun juga diajari untuk memetik nilai baik moral, sosial dan spiritual dari pengalaman-pengalaman yang ia alami dalam aktivitas kesehariannya dan pada akhir dari refleksi itu ialah suatu rumusan aksi sebagai tindak lanjut yang akan ia lakukan (aksi nyata) berdasarkan hasil refleksinya. Buku refleksi tersebut pada setiap akhir pekan, yaitu hari Sabtu dikumpulkan kepada guru kelas untuk diperiksa dan diberi tanggapan, kemudian akan dikembalikan lagi kepada siswa-siswi.
Bentuk refleksi siswa dapat berupa tulisan refleksi pada buku refleksi pribadi siswa merupakan suatu upaya pembiasaan refleksi dalam pembelajaran. Harapannya ialah agar siswa dapat memiliki kebiasaan berefleksi mengenai pengalaman hidupnya, tidak hanya pengalaman belajar dan memetik makna atau nilai dari pengalamannya tersebut sehingga pribadi siswa berkembang secara positif, dengan merefleksi diri kita akan menyadari pentingnya diupayakan pembiasaan refleksi sejak dini. Perlunya refleksi untuk membentuk konstruksi pengetahuan individu, gagasan mengenai refleksi yang sudah diuraikan di atas bahwa perkembangan anak usia sekolah menengah atas (SMA) pada umumnya secara kognitif sudah mampu berpikir logis dalam situasi yang konkret, oleh karena itulah refleksi perlu dibiasakan sejak dini karena akan membantu siswa untuk berpikir secara konkret mengenai pengalaman dalam belajar yang akan membantunya membentuk struktur kognitifnya sendiri.