“Saat itu ada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) saya turunkan 1 kelompok untuk 1 RW dari 8 RW yang ada di Wantilan. Dari hasil pendataan tersebut berupa dokumen kertas yang masih bertumpuk. Jadi datanya ada tapi belum terintegrasi secara maksimal,” bebernya.
Pihaknya membuat aplikasi pendataan dan meminta pembinaan dari Universitas Islam Bandung (Unisba). Komarudin merasa perlunya aplikasi basis data, karena menginginkan desa yang terdampak industrialisasi memiliki data yang reliabel sehingga dapat dapat dipergunakan oleh dinas dan instansi terkait.
“Hadirnya Suryacipta membawa dampak besar, untuk lowongan posisi satpam minimal harus SMA, sedangkan saya tidak tahu berapa warga saya yang pendidikannya SMA,” Ujar Komarudin.(ygo/ysp)