PURWAKARTA-Pemerintah memutuskan kembali memperbolehkan masyarakat melakukan mudik pada Lebaran tahun ini, setelah dua tahun sebelumnya dilarang akibat pandemi Covid-19.
Adanya kebijakan tersebut menjadi angin segar bagi para pengusaha moda transportasi, karena momen untuk memaksimalkan keuntungan akan kembali dirasakan. “Jelas saya pribadi mengapresiasi kebijakan itu (kembali diperbolehkan mudik-red). Secara umum jumlah penumpang bertambah dan itu akan berdampak pada pendapatan kami,” kata Pengelola Perusahaan Otobus (PO) Warga Baru Purwakarta, Rajab, kepada koran ini, Selasa (5/4).
Dirinya menyebutkan, dalam dua tahun terakhir pemerintah membatasi pergerakan masyarakat termasuk pelarangan mudik lebaran. “Kebijakan itu adalah pil pahit bagi kami, karena mengalami penurunan omzet hingga 50 persen,” ujar Rajab menjelaskan.
Baca Juga:Konsisten Jalankan Transformasi Digital, BRI Borong 4 Penghargaan dalam DIGITECH Awards 2022COSMO JNE FC Siap Bela Garuda Indonesia di AFF Thailand 2022
Akibatnya, sambung dia, pihaknya sempat memberhentikan sebagian operator (sopir dan kernet) bus karena tidak seimbang antara pengeluaran dengan penghasilan yang diperoleh. “Dengan kembali diperbolehkannya mudik, bisnis transportasi angkutan darat diharapkan bisa kembali pulih ke level normal. Bukan cuma pengusahanya, pekerja di sektor transportasi pun kembali memiliki harapan,” ucap Rajab.
Dirinya pun mengaku, tidak menutup kemungkinan armada bus ditambah ketika ada lonjakan penumpang pada momen mudik dan arus balik nanti. Namun, lanjutnya, untuk saat ini pihaknya hanya menyediakan sembilan armada karena momen paling ditungu-tunggu itu terbilang masih lama. “Kalau pun ditambah, paling tiga armada. Arus mudik biasanya mulai terasa H-7 dan arus balik H+7,” katanya.
Rajab berkomitmen akan memperketat protokol kesehatan sebelum penumpang masuk ke dalam bus pada arus mudik maupun balik. “Selain pakai masker kita cek juga vaksinasi penumpang,” ujar Rajab.(add/sep)