“Di KBB ini segala sesuatu selalu dikaitkan dengan politis dan kekuasaan, bahkan terkadang pejabat publik melakukan manuver yang arahnya sudah terbaca. Pemilihan ketua KONI ini ibarat proses tender proyek, lelangnya belum dilakukan tapi pemenangnya sudah ada,” ujarnya.
Dirinya mengajak semua pihak untuk berpikir terbuka demi kemajuan olahraga di KBB. Jangan hanya karena orang dekat penguasa maka harus dipaksakan bisa terpilih. Apalagi kekuasaan tidak bersifat langgeng dan absolut.
“Tengok saja, Plt Bupati Hengki Kurniawan hanya akan memimpin KBB sekitar satu tahun lagi, padahal jabatan ketua KONI KBB ini sampai 2026,” jelasnya.
Baca Juga:Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini, Kondisi Andin Bertambah GawatInfo Loker Bulan Mei 2022, Unilever Sedang Buka Lowongan Posisi Ini
“Lalu nantinya jikalau Hengki sudah tidak menjabat, apakah akan ada lagi Musorkablub berikutnya. Kasihan atlet, jika KONI KBB terus menerus saling gulingkan. Sehingga berpikirnya jangan pendek, lebih baik KONI dipimpin oleh orang yang mengerti olahraga dan para pengurusnya profesional, bukan yang mencari makan di KONI,” jelasnya.
“Mau ketuanya orang dekat kekuasaan atau bukan, KONI itu dari pusat sampai daerah harus diperhatikan pemerintah. Sebab amanat UU Nomer 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, ada alokasi angaran dari APBD yang harus dialokasikan untuk kegiatan pembinaan keolahragaan,” bebernya.
Salah seorang bakal calon Asep Hendra Maulana meminta agar Plt Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan bisa bersikap netral dan objektif. Jangan memaksakan bahkan menggiring dukungan untuk memenangkan istrinya.
“Plt Bupati (Hengki) harus netral. Adanya Sonya Fatmala membuat semua orang menyangka sikap Hengki akan seperti apa. Makanya kami minta agar beliau netral,” ucapnya saat ditemui di Kantor KONI KBB usai menyerahkan berkas pendaftaran.
Menurutnya, Plt Bupati juga harus berjiwa besar siap menang dan kalah. Apalagi masa jabatannya juga tinggal satu tahun lebih lagi dan setelah itu akan digantikan oleh Pj Bupati dari Provinsi Jabar. Sehingga ketua KONI harus bisa bekerja sama dengan Pj mendatang.
Sementara bagi para ketua dan pengurus cabor, Asep juga meminta agar bisa objektif dalam memberikan penilaian. Jangan hanya karena ada istri Plt Bupati ikut kontestasi mereka terperdaya dan tidak bisa melihat dengan jernih dalam memberikan pilihan.