Kurikulum Merdeka Belajar memberikan porsi yang besar dalam proses pembelajaran. Nilai yang diberikan kepada peserta didik lebih banyak memperhatikan proses peserta didik dalam menjalankan pembelajaran melalui asesmen diagnostik dan formatif. Konsep ini selaras dengan pemikiran Ki Hadjar mengenai pendidikan yang bermakna menuntun segala kekuatan kodrat pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat. Ini bermakna pendidikan harus dijalankan sesuai keinginan dan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga mereka merasa senang dalam belajar sehingga menghasilkan kebahagiaan. Dengan menjalani proses belajar dengan bahagia maka tentunya akan dapat menunjang tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran.
Esensi Kurikulum Merdeka adalah pendidikan berpatokan pada esensi belajar, di mana setiap siswa memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Di sekolah SMA tidak akan ada lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini sesuai dengan ajaran Ki hajar Dewantara yang menyatakan ajarkanlah anak sesuai dengan kodratnya. Sebagai contoh, anak yang mempunyai bakat olah raga renang, dia akan berkembang potensi dan prestasinya jika menemukan guru pembimbing renang yang cakap dan jangan paksa anak ini untuk bisa berpidato, kerena pasti dia tidak akan bisa berkembang dengan baik.
Kelebihan yang paling mencolok dari penerapan kurikulum ini adalah adanya proyek tertentu yang harus dilakukan oleh para peserta didik sehingga dapat membuat mereka menjadi lebih aktif dalam upaya mengeksplorasi diri. Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran Project Based Learning memberikan ruang kepada guru dan peserta didik untuk dapat melihat masalah dalam keseharian dan mencoba menemukan solusi dari masalah tersebut. Untuk mendukung hal tersebut, sekolah harus memberikan inovasi baru dalam segi fasilitas pembelajaran, kegiatan ektrakurikuler, kegiatan pembelajaran bekerja sama dengan lingkungan/perusahaan, Guru juga harus berinovasi dalam pembelajaran, agar dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi dari peserta didik.
Baca Juga:BTN Peroleh Pinjaman Rp1,4 Triliun, Dari JICA Citi Bank dan BCAIndustri Jasa Konstruksi Hadapi Tantangan Serius
Keunggulan lain dalam kurikulum ini yaitu adanya keleluasan yang diberikan kepada sekolah, hal ini akan sangat menguntungkan, baik untuk peserta didik ataupun guru. Karena menerapkan sistem pembelajaran berbasis proyek, guru tidak lagi diburu oleh target materi pembelajaran yang padat. Dengan demikian, waktu belajar peserta didik juga tidak terlalu padat. Guru juga bisa lebih fokus pada pemberian materi esensial yang berorientasi pada kebutuhan dan penguatan karakter peserta didik. Para guru pun memiliki kesempatan yang cukup untuk dapat mengeksplorasi potensi peserta didik lewat beragam inovasi pembelajaran.