KABUPATEN CIANJUR — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap kunci keberhasilan penyelamatan Sungai Citarum adalah kolaborasi pentaheliks. Tak kurang dari seribu individu dari berbagai instansi turut terlibat yang dikoordinasikan lewat pusat komando Satgas Citarum Harum.
“Kuncinya adalah kekompakan maka lahirlah konsep pentaheliks ABCGM, semua bersinergi, semua diberi tempat semua dikoordinasikan melalui pusat komando,” ungkapnya disampaikan dalam webinar internasional Managing Water Quality Sustainably by Tackling Pollution, secara virtual dari Hotel Le Eminence Cianjur, Rabu (27/4/2022).
Pentaheliks ABCGM melibatkan akademisi, bisnis, komunitas (community), pemerintah (government), dan media
Baca Juga:Ubah Paradigma Panti, PMKS dan Difabel Dilatih ProduktifWarga RW 16 Blok PPI Desa Lembang Ajak Warga Gotongroyong Selesaikan Masalah Lingkungan
Di hadapan peserta dari berbagai negara itu, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, sejak terbitnya Perpes No 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, penanganan krisis Citarum menjadi lebih maksimal. Sebelumnya, berbagai instansi maupun komunitas bekerja sendiri-sendiri dan terlalu ego sektoral.
“Koordinasi kita sekarang sangat baik, kalau dulu bekerjanya masing-masing,” ucapnya.
Hasilnya, dalam hitungan tiga tahun pasca-Perpres 15, kualitas air sungai Citarum membaik dari cemar berat menjadi cemar ringan padahal targetnya adalah cemar sedang.
“Di awal kegiatan Citarum Harum kita cemar berat atau sangat buruk nilainya 33 poin, di 2021 tadinya targetnya cemar sedang tapi berkat kerja semua pihak justru melebihi target jadi sekarang cemar sangat ringan,” tutur Kang Emil.
Keberhasilan Citarum Harum dengan konsep pentaheliks diapresiasi pada forum internasional COP26 di Glasgow tahun 2021. Konsep pentaheliks disebut tidak ada di negara lain, di mana TNI-Polri turut mengurusi soal krisis sungai.
“Karena kemajuannya dan konsep pentaheliks kan tidak ada di negara lain, TNI-Polri ngurusin krisis sungai tapi itulah kearifan lokal Indonesia yang dipuji dunia,” sebutnya.
Kang Emil berharap, konsep pentaheliks dalam konteks lingkungan ini bisa menginspirasi daerah lain yang punya persoalan khususnya krisis sungai.
“Jadi kalau sungai-sungai di Indonesia maupun negara lain mau bersih luar biasa dan bebas dari krisis polusi harus dengan konsep multistakeholders atau pentaheliks. Semoga pogres Citarum Harum ini bisa menginspirasi,” harapnya.
Baca Juga:PERSIB Akan Gunakan Stadion GBLA untuk Latihan dan Home BaseHasil Pendataan Keluarga jadi Dasar Perencanaan Pembangunan Jawa Barat
Webinar sendiri diselenggarakan oleh Bank Dunia bekerjasama dengan Kementerian PPN/ Bappenas RI.