BANDUNG BARAT-Ada 3.827 ekor hewan ternak sapi dan domba di Bandung Barat terpapar oleh Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK).
Tersebar di 14 kecamatan di KBB, dan Kecamatan Lembang menjadi zona merah PMK. Dari total tersebut, 610 ekor sapi potong, 3.198 ekor sapi perah dan 21 ekor domba terpapar PMK.
Sementara, ada 2.592 ekor sapi perah yang terpapar ada di Lembang.
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat (KBB), dari kasus tersebut sebanyak 2.500 ekor mengalami kesembuhan sisanya mati dan dipotong bersyarat.
Baca Juga:Produk UMKM Kelurahan Palumbonsari Masuk Swalayan dan HotelModal Terjangkau untuk Tambah Pendapatan, Pemdes Kamarung Prakarsai Budidaya Ikan Lele
“Hingga saat ini penularan terus meningkat, jumlah kasus ternak yang tertular sebanyak 3.827 ekor yang terdiri dari 610 ekor sapi potong, 3.198 ekor sapi perah dan 21 ekor domba, tersebar di 14/16 kecamatan di KBB,” ucap Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) KBB, Undang Husni Tamrin, kemarin.
Untuk melakukan penekanan penyebaran PMK, lanjut dia, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah strategis diantaranya, koordinasi dengan beberapa instansi terkait (Polres, TNI, Balai Inseminasi Buatan, Balai Veteriner Subang, KUD Petermak Sapi Perah, dan Asosiasi Bandar dan Pedagang Daging), penetapan Satuan Tugas (Satgas PMK), penyuluhan dan sosialisasi kepada para bandar tentang pengawasan lalu lintas ternak dan kesehatan hewan, komunikasi, informasi, edukasi kepada peternak, hingga saat ini masih terus melakukan biosecurity, dekontaminasi, penelusuran dan pengobatan supportif pada ternak serta perlakuan bagi produk hewan dan produk sampingannya.
“Selanjutnya dinas akan melakukan vaksinasi dan upaya pemulihan produktivitas ternak, ucapnya. Toto Raharja Peternak sapi perah di Lembang mengatakan, sapi miliknya sudah mati satu ekor dan satu ekor lagi masuk jagal. Namun pantauan Pasundan Ekspres, ada beberapa ekor sapi di kandangnya tengah melakukan pemulihan kesehatan. “Ada ada satu ekor yang mati yang masuk jagal satu,” ucapnya.
Namun demikian Toto hanya pasrah dengan adanya PMK yang menyerang hewan ternakanya. Toto mengungkapkan dirinya alami kerugian yang besar. Disisi lain, dari dinas Peternakan Kabupaten Bandung Barat belum melakukan pemberian vaksinasi terhadap hewan ternak yang terpapar maupun yang belum.
“Sangat rugi besar sekali. (Saya) pasrah kalo sembuh Alhamdulilah kalo tidak ya sabar. Obatnya belum datang kalo lihat di TV sekarang masih di Jatim, hanya mengobati dengan ramuan tradisional,” ucapnya.(eko/sep)