Setamat SMAN Kak Alwy kuliah di Unair Surabaya. Belum lagi setahun, ia mendapat kabar: ada akademi perniagaan dibuka di Banjarmasin. Tiga tahun sudah bisa lulus.
Kak Alwy ingin cepat lulus. Maka ia pindah ke Banjarmasin.
Setahun kemudian akademi itu dilebur menjadi fakultas ekonomi Universitas Lambung Mangkurat. Tiga tahun kemudian ada mahasiswi masuk fakultas baru itu: itulah yang kelak jadi istri Kak Alwy.
Di Unlam kak Alwy jadi aktivis mahasiswa. Ia terpilih jadi ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Pidatonya selalu menarik. Dalamnya pengetahuan agama cocok untuk lingkungan Banjarmasin.
Baca Juga:Pengusaha Perempuan Binaan BRI, Dulang Untung dari Usaha EcoprintMensos Dampingi Jokowi Salurkan Bantuan di Kabupaten Serang
Setelah jadi ketua senat, Kak Alwy terpilih lagi menjadi ketua Dewan Mahasiswa Unlam. Ia jadi aktivis. Nama Alwy As sangat terkenal.
Sebagai aktivis mahasiswa kak Alwy juga sering memimpin demo. Bahkan tidak lama setelah meletus G-30-S/PKI, Kak Alwy mendirikan KAMI – Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Kalsel.
Di sini Kak Alwy mengenal tokoh-tokoh nasional KAMI seperti Willy Karamoy, Nono Anwar Makarim, dan Ismet Hadad –yang kelak jadi mentor saya juga.
Selama di KAMI itulah Kak Alwy mendirikan buletin mingguan KAMI. Isinya: mengganyang PKI dan Orde Lama. Menjatuhkan Bung Karno. Karena rajin demo, Kak Alwy sering ditahan tentara. Sampai tiga kali –yang pertama selama 40 hari.
Waktu itu di Jakarta sudah berdiri Harian KAMI. Dipimpin Nono Anwar Makarim –ayahanda Mendikbud sekarang.
Sudah berdiri pula Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). Pimpinannya sama: Nono Anwar Makarim. Kakak saya, Sofwati, juga aktif di IPMI –belakangan mengajak saya bergabung ke situ.
Dari bentuk buletin stensilan, Kak Alwy mendirikan harian Mimbar Mahasiswa di Banjarmasin. Ikut saja yang dilakukan Nono Makarim di Jakarta.
Baca Juga:Pemdes Mundusari Kecamatan Pusakanagara Realisasikan Dana Desa untuk Bangun JalanDPRD Kabupaten Karawang Antisipasi Paham Radikalisme Masuk Sekolah
Di Mimbar Mahasiswa, Kak Alwy punya dua wartawan yang hebat: Djok Mentaya dan Anang Adenansi. Mereka dua mahasiswa asli Banjar.
Kak Alwy pun kian jadi tokoh muda ternama di Banjarmasin. Nama Alwy As sudah jadi jimat. Sampai-sampai jarang yang tahu kalau ”As” di belakang nama Alwy itu kependekan dari Alaydrus.