Nancy mengaku hubungan ranjang dengan sang suami tidak ada masalah. Memang ada saja persoalan dalam rumah tangga. Biasa. Tapi lebih banyak yang menyenangkan daripada yang menjengkelkan.
“Saya itu pemuja suami. Ia hebat. Ia juga pemuja saya,” ujar Nancy, tanpa takut disanggah suami.
Nancy pertama bertemu Daniel di sekolah masak di Portland. Bukan sekolah yang itu. Sudah tutup.
Baca Juga:Surya Paloh Umumkan 3 Nama Bakal Capres Partai Nasdem! Sayangnya Nama Erick Thohir MenghilangJalankan Arahan Presiden, PLN Jaga Daya Beli Masyarakat dan Lindungi Pelanggan Listrik Subsidi
Dia sendiri lahir di dekat Houston, Texas. Sekolah di situ. Kuliah di situ. Kawin di situ: dengan seorang polisi. Dia tidak mau sang suami menyimpan senjata di kamar tidur. Mungkin dia hanya mau ada satu jenis senjata saja di ranjang itu.
Nancy bercerai. Dia pun merantau jauh ke utara. Ke Portland. Lebih dingin. Lebih banyak hujan.
Di Portland Nancy kursus masak. Daniel mengajar di sekolah yang sekarang sudah tutup itu. Nancy mengagumi kehebatan Sang guru. Jatuh cinta. Daniel sendiri berstatus duda.
Tujuh tahun mereka saling menjajaki kecocokan. Lalu kawin. Selepas sekolah masak Nancy sendiri usaha kuliner. Catering. Maju. Sempat punya karyawan sampai 25 orang.
Daniel, empat tahun lebih muda dari Nancy, terus menjadi pengajar kuliner. Ketika sekolah yang pertama tutup Daniel ikut mendirikan Oregon Culinary Institute. Hampir 20 tahun Daniel mengajar di situ. Pendapatannya sekitar USD 40 ribu setahun. Dengan gaji segitu ia bisa menabung untuk hari tua. Berarti Daniel hemat sekali.
Nancy punya penghasilan lebih besar. Sampai USD 500 ribu. Di masa kejayaan kateringnyi.
Lalu datanglah bencana buatan manusia: Twin Tower World Trade Center New York ditabrak pesawat penumpang yang dibajak teroris. Hancur. Perang apa pun menyulitkan ekonomi. Termasuk perang pada terorisme akibat 9/11 itu. Bisnis katering Nancy terpengaruh. Dia mem-PHK separo karyawannyi. Lalu tutup sama sekali.
Baca Juga:Rumah Digrebek Polisi, Nikita Mirzani: Om Deddy Harus Tanggung JawabJangan Sembarang, Begini Cara Mencuci Sepatu Kulit yang Benar
Nancy masih merasa punya kelebihan lain: menulis. Sejak mahasiswi Nancy sudah merasa punya bakat menulis. Dia pernah bikin tulisan berjudul nakal: Di antara Udel dan Dengkul. Dia juga sering menulis pamflet. Dia pun masuk grup penulis di Portland.
Lahirlah novel-novel seri ”Wrong” itu.